Sudah menjadi kewajaran dalam kehidupan,
bahwa tidak selamanya perjalanan kehidupan berjalan mulus, tak
terkecuali dalam kehidupan cinta. Tidak ada yang bisa lepas dari
konflik. Bagaimanapun bentuknya, konflik harus segera dipahami dan
disadari. Besar, kecil, serisus atau tidak, penting atau tidak, tetap
harus diperhatikan.
Rasanya penting sekali membedakan antara
konflik yang besar dan kecil, serius atau tidak, serta penting atau
tidak. Karena terkadang ada pasangan yang tidak bisa membedakan konflik
yang mengganggu hubungan mereka. Akibatnya, hubungan yang dijalani
selalu panas, tidak pernah damai. Apalagi kalau masalah kecil
dibesar-besarkan. Sangat menyiksa lahir-batin masing-masing.
Contoh dalam konflik besar misalnya
perselingkuhan. Wajar saja jika seseorang mempermasalahkan masalah
perselingkuhan karena memang sudah sepatutnya hal ini dibicarakan untuk
memperjelas hubungan, apakah masih ingin dilanjutkan atau diusaikan
saja. Semua tergantung keputusan bersama.
Lain lagi ceritanya kalau masalahnya
sedang-sedang saja, tapi bisa mengundang pada konflik besar. Misalnya,
seseorang yang merasa kurang diperhatikan atau dimengerti. Biasanya bagi
mereka yang menganggap hal ini biasa saja, lantaran mereka memang
berkarakter cuek, it is no problem! But, bagi mereka yang
menganggap perhatian dan pengertian adalah hal yang waib. Hal ini bisa
saja mengundang problem yang lebih besar lagi.
Dalam konflik yang tergolong kecil,
contohnya ketika pasangan terlambat datang karena sudah ada janji
sebelumnya. Biasanya, kalau si dia memiliki sifat pemarah, pasangannya
terlambat 5 menit saja, sudah membesar-besarkan masalah keterlambatannya
itu. Contoh yang semacam ini sebaiknya lebih banyak dihindari. Karena
hal yang semacam itu hanya membuang-buang waktu. Bayangkan saja, berapa
banyak waktu yang terbuang hanya mempermasalahkan masalah sepele. Apa
tidak ada toleransi untuk keterlambatan 5 menit?
Konflik pada jenis yang terakhir ini
bisa dihindari dan diobati hanya dengan pengertian. Tidak perlu banyak,
sedikit saja mau mengerti pasangan sudah dianggap cukup untuk
menghindari konflik yang kecil atau tidak serius.
Allah SWT menguji seseorang sesuai
dengan kemampuannya. Seberapapun ukuran masalah yang dihadapi sudah
pasti teruji, apakah kemampuan kita mampu menumpu beban yang akan
dihadapi atau tidak? Karena Allah SWT Maha Mengetahui segala hal yang
tidak ada seorang pun mengetahui. Bukankah kita sebagai makhluk
ciptaanNya hidup di dunia hanya sebagai pelakon? Sementara sutradaranya
adalah Allah SWT dengan scenario yang sudah pasti best seller.
Adanya konflik dalam cinta sebagai ujian
yang diberikan Allah SWT dalam menjalani hubungan bersama mereka yang
disayangi. Namun, yang perlu diingat adalah konflik dalam cinta yang
diterima, adakalanya sebagai petunjuk bahwa si dia bukanlah jodoh atau
tidak cocok. Dan adakalanya juga sebagai ujian penguat cinta untuk
mengukur seberapa kuat mempertahankan keutuhan cinta.
Contohnya saja dalam kisah perjalan
cinta Rasulullah SAW bersama istri tercintanya, Sy. Aisyah RA. Ketika
itu Sy. Aisyah RA pernah difitnah selingkuh bersama salah seorang
sahabat RA oleh salah seorang dari kaum munafik. Karena ketika itu Sy.
Aisyah diantar pulang oleh sahabat RA. Tepatnya posisi Sy. Aisyah RA
menunggangi unta dan sahabat RA memegang tali tamparnya. Hebatnya lagi
dari berita bohong itu adalah bisa membuat Rasulullah SAW menjadi sempat
sedikit percaya. Sampai-sampai Sy. Aisyah diperintahkan agar kembali ke
rumah keluarganya.[1]
Ketika itu Sy. Aisyah tidak ada bukti sedikitpun. Sehingga setiap
harinya beliau hanya bisa menangis dan berserah diri kepada Allah SWT.
Sampai akhirnya Allah pun menyelamatkan pernikahan beliau RA bersama
Rasulullah SAW. Allah pun menurunkan ayat yang membenarkan posisi Sy.
Aisyah RA.
Dari kisah yang dialami Rasulullah SAW
diatas merupakan contoh bahwa Allah SWT menguji kekuatan cinta mereka.
Seberapa besar Rosulullah SAW bisa mempertahankan rumah tangganya.
Hingga tidak sampai muncul kata-kata thalak.[2]
Alkisah, ada seorang wanita yang
didatangi seorang pemuda tampan dalam mimpinya selama hampir 3 tahun
berturut-turut. Setelah 3 tahun lebih akhirnya ia bertemu dengan pemuda
yang sama dilihatnya dalam mimpi selama 3 tahun itu di alam nyata.
Singkat cerita, ternyata kehadiran wanita itu dalam kehidupan pemuda
tersebut tidak tepat, karena dari kabar yang didengar, pemuda itu sudah
menjalani hubungan dengan wanita lain. Bayangkan saja, sejak lama wanita
itu menahan perasaan hanya untuk sang pemuda dalam mimpi yang diyakini
keberadaannya dalam alam nyata. Belum pernah ia membuka hati untuk
seorang pun. Dan ternyata, baru sebentar saja ia menemukan mimpinya
ternyata Allah berkehendak lain.
Bukankah kisah tersebut merupakan contoh
bahwa ujian yang diberikan Allah SWT sebagai petunjuk bahwa pemuda itu
bukanlah jodoh yang ditakdirkan untuk menemani hidupnya? Masih banyak
lagi contoh problematika dalam cinta. Alhasil, semua masalah yang
menjadi problem dalam cinta adakalanya sebagai petunjuk bahwa dia bukan
jodoh kita atau sebagai ujian penguat cinta. Seberapa besar kita dapat
mempertahankan cinta.
0 komentar:
Posting Komentar