Senin, 26 Mei 2014

Kisah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW





Bismillahirrahmanirrahim
Berikut ini merupakan kisah perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad yang ditulis berdasarkan beberapa hadis dan riwayat para penulis Islam. Tulisan ini juga memuat tempat-tempat yang dikunjungi ketika Isra’ Mi’raj tersebut.

Peristiwa Isra’ Mi’raj

Pendahuluan

Isra’ Mi’raj berasal dari dua kata yaitu: Isra’ dan Mi’raj. Isra’ berarti perjalanan malam (perjalanan dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa) dan Mi’raj berarti naik ke langit. Peristiwa Isra’ Mi’raj ini merupakan suatu peristiwa yang sangat penting bagi umat Islam karena dalam peristiwa ini didapat perintah untuk melakukan sholat yang diwajibkan bagi seluruh umat Islam.

Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M, 3 tahun sebelum hijrah. Nabi Muhammad SAW saat itu berusia 51 tahun. Peristiwa luar biasa ini terjadi mulai dari lepas tengah malam sampai menjelang waktu subuh waktu Mekah.

Sebelum peristiwa itu terjadi, Rasulullah mengalami keadaan duka cita yang sangat mendalam. Beliau ditinggal oleh istrinya tercinta, Khadijah. Lalu beliau juga ditinggal oleh pamannya sendiri, Abu Thalib, yang sangat melindungi Nabi Muhammad. Karena ditinggalkan kedua orang yang sangat disayangi tersebut membuat beliau sangat berduka cita. Karena itu Allah SWT menghibur Nabi Muhammad dengan memperjalankan beliau, sampai kepada langit untuk bertemu dengan Allah SWT.
Awal Perjalanan 

Pada suatu malam tanggal 27 Rajab, Allah S.W.T memberikan wahyu kepada Malaikat Jibril a.s., "Janganlah engkau (Jibril) bertasbih pada malam ini dan engkau 'Izrail jangan engkau mencabut nyawa pada malam ini."
Malaikat Jibril a.s. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?"
Allah S.W.T berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibril. Tetapi pergilah engkau ke Syurga dan ambillah buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan buraq itu."
Kemudian Jibril pun pergi ke syurga tempat dimana buraq berada. Kemudian dia menemukan 40 juta buraq di taman syurga. Setiap buraq memiliki mahkota di keningnya bertuliskan kata-kata, “Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad utusan Allah.” Di antara buraq itu, Jibril melihat pada seekor buraq yang memisahkan diri sendirian seraya menangis bercucuran air matanya. Jibril menghampiri buraq itu lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya buraq?"
Berkata buraq, "Ya Jibril, sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 ribu tahun yang lalu, maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi rindu kepadanya dan aku tidak mau makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api kerinduan."
Berkata Jibril a.s., "Aku akan menyampaikan engkau kepada orang yang engkau rindukan itu."
Kemudian Jibril a.s. memakaikan pelana dan kekang kepada buraq itu untuk dibawa kepada Nabi Muhammad S.A.W.
***

Pada malam itu Nabi Muhammad SAW. sedang berbaring di antara dua orang yaitu paman beliau, Hamzah dan sepupu beliau, Ja'far bin Abi Thalib yang sedang tidur di dekat Kabah, tiba-tiba datang kepada beliau 3 orang lelaki yang ternyata adalah malaikat Jibril dan Mika'il beserta seorang malaikat lain. Ketika itu Muhammad terbangun oleh suara yang memanggilnya, "Hai orang yang sedang tidur, bangunlah!" Dan ia pun terbangun, di hadapannya sudah berdiri Malaikat Jibril.
Jibril memerintahkan malaikat lain mengangkat Rasulullah ke suatu tempat. Kemudian ketiga malaikat tersebut membawa Nabi Muhammad saw. ke sumur Zamzam, lalu mereka menelentangkan beliau. Kemudian Jibril membelah badan beliau mulai dari tenggorokan sampai ke bawah perut beliau. Lalu Jibril berkata kepada Mikail: "Bawakan kepadaku satu baskom air zamzam agar aku dapat membersihkan hati beliau. Jibril mengoperasi dada beliau, kemudian mengeluarkan hati beliau dan membasuhnya tiga kali serta membuang ketul hitam ('alaqah) yaitu tempat syaitan membisikkan waswasnya dari hati beliau; kemudian mereka meletakkannya kembali di tempat asal. Mikail tiga kali membawakan baskom berisi air zamzam kepada Jibril. Kemudian didatangkan sebuah baskom emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan dan dituangkan habis ke dada Nabi saw; dan dada beliau dipenuhi dengan kesabaran, ilmu, keyakinan dan keislaman; kemudian ditutup kembali dan di antara kedua belikat beliau distempel dengan stempel kenabian. Semua proses itu tidak menimbulkan sakit sedikit pun kepada Nabi. Setelah selesai, Nabi diminta agar berwudlu.






Masjidil Haram tempat awal perjalanan


Kemudian didatangkan seekor buraq yang telah diberi pelana dan kendali. Buraq itu adalah binatang yang putih, panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari baghal (baghal: hewan peranakkan dari kuda dan keledai). Buroq memiliki empat kaki. Buraq ini dapat meloncat sejauh batas pandangannya; kedua telinganya selalu bergerak. Jika menaiki gunung kedua kaki belakangnya memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki depannya memanjang. Dia mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu dan memperkuat kecepatannya. Ketika Nabi SAW mula-mula hendak menunggang Buraq, buroq bertingkah liar sehingga menyulitkan Nabi Muhammad SAW. untuk menaikinya. Kemudian Jibril meletakkan tangannya pada leher buraq seraya berkata: "Adakah engkau tidak malu wahai buraq?; demi Allah, tidak ada seorang makhlukpun yang menaikimu yang lebih mulia menurut Allah dari pada beliau, maka malulah si buraq, lalu berbaring dan tenang sehingga Nabi SAW. dapat menaikinya.
***

Peristiwa Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa


Nabi Muhammad merasa bahagia pada waktu itu karena beliau dapat mengendarai buraq. Jibril memegang tali kekang sementara Mikail memegang pelana. Israfil memegang kain pelana. Buraq bergerak di angkasa dalam sekejap mata. Tidak berapa lama Nabi menunggang Buraq, sampailah beliau dan Jibril ke suatu tempat yang banyak pohon kurmanya. Jibril berkata, “ Ya Muhammad, turun dan berdoalah kepada Allah di tempat ini. Nabi disuruh oleh Jibril agar melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat. Kepada Nabi, Malaikat Jibril menjelaskan, "Tahukah engkau bahwa engkau shalat di Thaibah (Madinah) dan disitulah engkau kelak berhijrah".
Kemudian perjalanan dilanjutkan. Di suatu tempat Jibril menyuruh Nabi SAW turun untuk shalat sunnah 2 rakaat. "Inilah Thuur Sina, tempat Musa bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya" kata Jibril. Perjalanan dilanjutkan kembali dan untuk ketiga kalinya Jibril memerintahkan untuk berhenti disuatu tempat dan menyuruh melakukan shalat sunnah 2 rakaat lagi. Setelah selesai sholat berkatalah Jibril kepada Nabi saw., "Tahukah engkau dimana engkau sholat kali ini?" Engkau sholat di Baitul Lahm, tempat Isa a.s. dilahirkan".
***

Perjalanan diteruskan lagi. Dalam perjalanan ke Baitul Maqdis, Nabi diperlihatkan dengan berbagai pemandangan simbolik. Setiap kali melihatnya, Jibril menerangkan hakikat sebenarnya peristiwa tersebut.
Tiba-tiba Nabi Muhammad saw. melihat Jin Ifrit yang membuntuti beliau dengan membawa obor. Setiap kali beliau menoleh, beliau melihatnya menyebabkan mata Rasulullah sentiasa berpaling ke arahnya. Kemudian malaikat Jibril berkata, "Adakah engkau mau aku ajarkan kalimat untuk menghalau Ifrit itu?" Nabi saw. bersabda, "Baik!".
Lalu malaikat Jibril berkata, "Ucapkan: Aku berlindung dengan wajah Allah Yang Maha Mulia dan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna yang tidak ada orang yang baik dan tidak pula orang yang durhaka dapat melampauinya, dari kejahatan apa saja yang turun dari langit dan dari kejahatan apa saja yang naik ke langit; dari kejahatan apa saja yang masuk ke dalam bumi dan dari kejahatan apa saja yang keluar dari bumi; dari fitnah-fitnah di waktu malam hari dan di waktu siang hari; dari bencana-bencana dari malam hari dan siang hari, kecuali bencana yang datang dengan kebaikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang!
Setelah Nabi Muhammad saw. membaca doa tersebut, maka jin Ifrit yang membuntuti beliau jatuh tersungkur dan obornya padam.
Kemudian Nabi melihat kaum yang menanam tanaman pada suatu hari dan pada hari itu pula tanaman tersebut dapat dipanen. Dan setiap kali dipanen, buahnya kembali lagi seperti semua. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril beliau mendapat jawaban bahwa apa yang beliau lihat itu adalah gambaran dari orang-orang yang berjuang untuk membela agama Allah. Amal baik mereka dilipatkan gandakan sampai 700 kali.
Nabi Muhammad saw. mencium bau harum. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril tentang bau apakah yang tercium oleh Nabi Muhammad saw. tersebut; beliau mendapat jawaban bahwa bau tersebut adalah bau dari Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja Fir'aun dari Mesir yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya dan mengingkari ketuhanan Fir'aun.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang membentur-benturkan kepala mereka pada batu sehingga kepala mereka itu pecah. Dan setiap kali kepala mereka pecah, maka pulih kembali, lalu mereka benturkan kembali. Pekerjaan tersebut mereka lakukan terus-menerus tanpa berhenti. Nabi Muhammad saw. mendapat jawaban dari malaikat Jibril atas pertanyaan beliau, bahwa perbuatan tersebut adalah gambaran dari siksaan yang akan diberikan di hari kiamat kepada orang-orang yang malas melakukan shalat wajib dan sering mengakhirkan dari waktunya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang pergi berombongan seperti kawanan unta dan kambing yang pergi ke tempat penggembalaan dalam keadaan telanjang. Hanya kemaluan dan dubur mereka saja yang tertutup dengan secarik kain. Mereka makan kayu berduri yang sangat busuk baunya (kayu dlari'), buah zaqqum (buah tetumbuhan yang sangat pahit) dan bara serta batu-batu dari neraka Jahannam. Malaikat Jibril menerangkan bahwa kaum tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang tidak mau membayar zakat, baik zakat wajib maupun zakat sunnat. Allah swt. sama sekali tidak menganiaya mereka; tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang menghadapi dua potong daging. Yang sepotong daging yang telah masak dalam sebuah kendil, sedang yang sepotong lagi daging mentah yang busuk. Kaum tersebut melahap daging mentah yang busuk serta meninggalkan daging yang telah masak. Kaum tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi yang telah mempunyai isteri yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi pelacur dan tidur bersama pelacur sampai pagi; dan gambaran dari para wanita yang telah mempunyai suami yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi laki-laki hidung belang dan tidur bersamanya sampai pagi.
Nabi Muhammad saw. melihat kayu yang melintang di tengah jalan, sehingga tidak ada pakaian atau lainnya yang melewatinya, kecuali kayu tersebut menyobekkannya. Keadaan tersebut adalah sebagai gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang suka duduk-duduk di jalanan sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas. Setelah menjawab pertanyaan Nabi Muhammad saw. malaikat Jibril membaca ayat Al Qur'an yang tersebut dalam surat Al A'raf ayat 86 yang antara lain berbunyi sebagai berikut: Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah ....
Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang berenang di sungai darah dengan menelan batu. Ini adalah gambaran dari orang yang memakan riba.
Nabi Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang mengumpulkan kayu bakar. Laki-laki tersebut tidak kuat membawanya; akan tetapi jumlah kayu bakar tesebut tidak dikurangi, melainkan ditambahi. Ini adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang memangku tugas atau jabatan rangkap. Dia tidak mampu menunaikan amanat-amanat dari tugas-tugas dan jabatan-jabatan tersebut, akan tetapi masih mau menerima tugas dan jabatan lainnya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mengguntingi lidah dan bibir mereka dengan gunting besi. Setiap kali lidah dan bibir mereka digunting, maka lidah dan bibir tersebut kembali seperti sedia kala. Mereka melakukan hal tersebut terus menerus tanpa berhenti. Ini adalah ibarat dari tukang-tukang khutbah yang menimbulkan fitnah, yaitu tukang-tukang khutbah dari ummat Nabi Muhammad saw. yang meng-khutbahkan apa yang mereka sendiri tidak melakukannya.
Nabi Muhammad saw. melihat kaum yang mempunyai kuku-kuku dari logam. Mereka mencakari muka dan dada mereka dengan kuku tersebut. Ini adalah ibarat orang-orang yang senang menggunjing orang lain dan melecehkan kehormatan orang lain.
Nabi Muhammad saw. melihat sapi jantan yang besar keluar dari lubang yang kecil. Sapi tersebut ingin masuk kembali ke dalam lubang tempat ia keluar, akan tetapi tidak dapat. Ini adalah ibarat dari orang yang mengucapkan omongan yang besar, kemudian dia menyesalinya, tetapi tidak dapat menarik kembali omongan tersebut.
Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kanan: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat Jibril menerangkan kepada Nabi Muhammad saw.: "Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Yahudi. Jika engkau memenuhi panggilan tersebut, niscaya banyaklah di kalangan umat engkau yang menjadi Yahudi.
Nabi Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kiri: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menjawab, kemudian malaikat Jibril berkata kepada beliau: "Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Nasrani dan jika engkau menjawab seruan itu tadi, wahai Muhammad, niscaya banyaklah di kalangan umat engkau yang menjadi Nasrani."
Nabi Muhammad saw. melihat wanita yang terbuka kedua lengan bawahnya dan memakai segala macam perhiasan. Wanita tersebut berkata: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak menolehnya. Setelah Nabi Muhammad saw. bertanya kepada malaikat Jibril tentang siapakah wanita tersebut, maka malaikat Jibril menjawab: "Itulah dunia!; jika engkau memenuhi panggilannya, niscaya ummat engkau lebih mementingkan dunia dari pada akhirat.
Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang tua yang mengajak beliau untuk menyimpang dari jalan yang akan dilaluinya sambil berkata: "Kemari Muhammad !". Malaikat Jibril berkata: "Terus lurus Muhammad !". Nabi Muhammad saw. bersabda kepada Jibril: "Siapakah dia ?". Jibril menjawab: "Dia adalah Iblis, musuh Allah, yang menginginkan agar engkau cenderung kepadanya!".
Nabi Muhammad saw. bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir jalan memanggil Nabi saw.: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !!". Malaikat Jibril berkata bahwa wanita tua itu adalah gambaran dari umur dunia yang tidak lagi tersisa kecuali seperti sisa umur dari wanita tua tersebut.
***

Selepas menyaksikan berbagai pemandangan simbolik itu, akhirnya sampailah mereka di Baitul Maqdis. Kemudian Nabi mengikatkan buraq itu sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para Nabi. Nabi Muhammad kemudian memasuki puing-puing kuil Sulaiman. Di sana telah menanti satu jemaah. Beliau menemukan kuil itu penuh dengan malaikat yang menantikannya. Lalu juga dilihatnya arwah para Nabi sejak nabi Adam as. sampai dengan nabi Isa as.. Nabi Muhammad bertanya kepada Jibril siapa mereka.
Jibril menjawab, “Mereka adalah saudaramu diantara para nabi dan malaikat ini adalah para pemimpin seluruh malaikat di surga.” Jibril kemudian berkata, “Ya, Muhammad, orang paling mulia dalam pandangan Allah, memimpin sholat.” Oleh Jibril Nabi Muhammad dikedepankan untuk menjadi Imam untuk shalat berjamaah. Nabi kemudian menjadi imam sholat berjamaah sebanyak dua rakaat. Seluruh nabi dan malaikat mengikutinya.
Setelah selesai sholat bersama para Nabi, Beliau keluar dari Masjidil Aqsha, kemudian Nabi s.a.w. berkata kepada Jibril: Wahai Jibril aku merasa haus. Kemudian beliau didatangi dengan semangkuk arak dan semangkuk susu oleh Jibril a.s. Nabi Muhammad memilih susu. Lalu Jibril a.s berkata: “Engkau telah memilih fitrah.” "Benar, engkau telah memilih air susu adalah lambang kesucian dan seandainya engkau mengambil minuman keras niscaya akan tersesatlah engkau dan umat engkau."


Peristiwa Mi’raj

Setelah menunaikan ibadah di Baitul Maqdis kemudian didatangkan sebuah tangga syurga yang lalu dipancangkan di atas batu. Batu pijakan Nabi Muhammad s.a.w saat akan mi'raj itu disebut Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang disucikan). Nabi Muhammad belum pernah melihat sesuatu yang lebih indah daripada tangga yang dilihatnya itu. Tangga Mi'raj itu dibuat dari emas dan perak berlapis mutiara. Tangga itu menjulang dari Baitul Maqdis ke langit dunia. Di sebelah kanannya ada 400 ribu malaikat, disebelah kirinya juga 400 ribu malaikat, di depannya seribu malaikat dan di belakangnya juga seribu malaikat.
Malaikat jibril menaikkan Nabi ke tangga. Jarak antar anak tangga sejauh perjalanan empat puluh tahun. Perjalanan mi'raj mula-mula memasuki langit dunia. Ketika naik ke langit Nabi Muhammad melihat keindahan yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Jibril membawa Nabi hingga tiba di depan pintu langit yang disebut pintu Hafadzah (pintu langit dunia). Di pintu itu ada malaikat penjaga yang disebut Isma’il. Dia memiliki 12.000 pembantu dan setiap pembantu memiliki 12.000 pesuruh.


Langit pertama
Jibril a.s meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Nabi Muhammad saw. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah Nabi Muhammad s.a.w telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, Beliau telah diutuskan. Lalu Ismail membuka gerbang surga dan Nabi Muhammad bertukar salam dan saling mendoakan. Malaikat Isma'il berkata,dikatakan "Selamat datang wahai anak yang soleh dan nabi yang soleh."
Ketika memasuki langit pertama, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan malaikat-malaikat yang menyambutnya. Malaikat-malaikat itu menyambutnya dengan tersenyum sambil membaca doa-doa, tetapi ada malaikat yang turut berdoa tetapi sama sekali tidak tersenyum, wajahnya tampak memberengut. Nabi Muhammad s.a.w bertanya pada Jibril tentang malaikat yang tidak tersenyum itu. Jibril menjawab: “Jika saja dia pernah tersenyum kepada orang sebelum kamu atau sesudah kamu , maka dia akan tersenyum kepadamu. Namun dia tidak pernah tersenyum, dia adalah Malik, malaikat penjaga neraka.”
Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Jibril, “Tidakkah dapat kamu minta kepadanya untuk menunjukkan neraka kepadaku? Jibril mengatakan, “Baik, wahai malaikat tunjukkan neraka kepada Muhammad!” Kemudian malaikat itu membuka penutupnya, maka terlihat api neraka yang bergejolak sampai Nabi mengira api itu akan menelan apa saja. Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Jibril, “Wahai Jibril, perintahkan mengembalikan ke tempatnya. Maka Jibril pun menyuruhnya untuk menutupnya. Malaikat penjaga neraka itu berkata, “Padamlah”. Maka kembalilah tutup itu ke tempat semula.
Setelah itu Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang sedang menghadapi ruh-ruh manusia. Apabila kepadanya dihadapkan ruh yang baik ia gembira dan berkata : "Ruh yang baik keluar dari jasad yang baik".
Apabila dihadapkan kepadanya ruh yang jahat, wajahnya memberangus sambil berucap : "Cis ! Ruh jahat keluar dari jasad yang jahat.
Nabi bertanya kepada Jibril ;"Siapakah orang itu hai Jibril?".
Ia menjawab : "Dia Adam ayah engkau. Semua ruh anak cucunya akan melewati dia.
Ketika Nabi Muhammad saw bertemu dengan Nabi Adam a.s, Beliau disambut serta Nabi Adam a.s, mendoakannya dengan doa kebaikan.

Selanjutnya nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang bermoncong seperti moncong unta, tangan mereka memegang segumpal api seperti batu-batu, lalu dilemparkan ke dalam mulut mereka dan keluar dari dubur. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?". "Mereka yang memakan harta anak-anak yatim secara tidak sah," jawab Jibril.
Kemudian beliau melihat orang-orang dengan perut yang sangat besar. Nabi belum pernah melihat orang-orang seperti itu kecuali dari keluarga Fir'aun. Mereka berjalan seperti unta yang kena penyakit dalam kepalanya, ketika dibawa ke dalam api. Mereka diinjak-injak tak dapat beranjak dari tempat mereka. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?". "Mereka itu tukang-tukang riba," jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang, di hadapan mereka ada daging yang gemuk dan baik, di samping ada daging yang buruk dan busuk. Mereka makan daging yang buruk dan busuk itu dan meninggalkan yang gemuk dan baik. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapakah mereka itu, Jibril"? "Mereka orang-orang yang meninggalkan wanita yang dihalalkan Tuhan dan mencari wanita yang diharamkan," jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat wanita-wanita yang digantungkan pada buah dadanya. Lalu Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?" "Mereka itu wanita yang memasukkan laki-laki lain bukan dari keluarga mereka.
Kemudian perjalanan diteruskan, naiklah Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit kedua.


Langit kedua
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w naik hingga ke langit kedua.Dia minta dibukakan maka ditanya:"Siapa engkau?" "Jibril."jawabnya."Siapa yang bersamamu?" "Muhammad."Jawabnya lagi. "Apakah dia juga rasul?" "Benar. "jawab Jibril. Dikatakan: "Selamat datang wahai sebaik-baiknya yang datang."
Kemudian dibukakan. Ketika itu Nabi melihat Yahya dan Isa, di mana Jibril memperkenalkan:"Inilah Yahya dan Isa."
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w memberi salam. Dan mereka membalas salam seraya berkata:"Selamat datang wahai saudara yang baik dan nabi yang baik."
Kemudian naiklah Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit yang ke tiga.

Langit ketiga
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w naik ke langit ketiga. Dia minta dibukakan. Maka ditanya: "Siapa itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad." "Apakah dia seorang rasul juga?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang."
Kemudian pintu langit itu dibuka. Di langit yang ketiga, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan laki-laki yang wajahnya bagai bulan purnama. Nabi bertanya kepada Jibril, “Siapakah itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “ Ini adalah saudaramu Yusuf bin Ya’qub. Dia memberi salam kepadanya dan Nabi Muhammad s.a.w juga. Yusuf membalas, lalu berkata:"Selamat datang wahai saudara yang soleh dan nabi yang soleh."
Selanjutnya Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke empat.

Langit keempat
Kemudian Jibril membawa Nabi naik sampai ke langit keempat. Kemudian dia minta dibukakan dan ditanya:"Siapakah itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang."
Lalu dibukakan dan setelah Nabi Muhammad s.a.w melihat Idris. Jibril memperkenalkan:"Inilah Idris." Kami lalu memberi salam dan dia menjawab sambil mengucapkan:"Selamat datang wahai saudara yang soleh dan nabi yang soleh."
Perjalananpun di teruskan, Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril terus.

Langit kelima
Kemudian Jibril membawa Muhammad s.a.w naik ke langit kelima. Dia minta dibukakan lalu ditanya:"Siapakah itu?" "Jibril." "Siapakah itu?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar."
"Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang." Kemudian dibukakan.. Di langit yang kelima, Nabi Muhammad s.a.w menjumpai seorang kakek yang rambutnya putih. Jenggotnya putih dan tebal. Nabi Muhammad s.a.w bertanya ke Jibril, “ Siapakah dia wahai Jibril?” Jibril menjawab,” Ini adalah orang yang sangat dicintai kaumnya, yaitu Harun bin Imran.
Seterusnya Nabi s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke enam.


Langit keenam
Kemudian Jibril membawa Nabi ke langit keenam. Dia minta dibukakan dan ditanya:"Siapakah di situ?" "Jibril." "Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad."
"Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang." Kemudian pintu dibuka. Di langit ke enam ini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Musa a.s.. Beliau seorang lelaki yang tinggi kurus dan berambut ikal. Nabi bertanya kepada Jibril, “Siapakah dia wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Dia adalah saudaramu, Musa bin Imran’.” Nabi Muhammad s.a.w memberi salam kepadanya. Beliau segera menjawab: Selamat datang wahai saudara dan nabiku yang soleh.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril hendak melanjutkan perjalanan, Musa menangis. Ditanyakan kepadanya:"Mengapa engkau menangis?" Dia berkata:"Aku menangis karena seseorang telah diutuskan sesudahku dan ternyata umatnya yang masuk syurga lebih banyak daripada umatku."
Seterusnya Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke tujuh.

Langit ketujuh
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w . naik ke langit ketujuh.Dia minta dibukakan dan ditanya:"Siapakah di situ?" "Jibril," jawabnya. "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang." Kemudian dibukakan.
Ketika berada di langit ke tujuh Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang pria yang wajahnya mirip dengannya sedang bersandar di Baitul Makmur dihadapi oleh beberapa kaumnya. Pada Baitul Makmur setiap hari masuk tujuh puluh ribu malaikat. Nabi Muhammad s.a.w belum pernah melihat pria yang mirip dengannya. Nabi Muhammad s.a.w bertanya kepada Jibril siapa pria itu, ia menjawab : "Dia ayah anda Ibrahim". Mereka memberi salam kepadanya dan dia membalas salam sambil berkata:"Selamat datang wahai anak yang soleh dan nabi yang soleh."
Kepada Nabi Muhammad saw, nabi Ibrahim a.s. bersabda, "Engkau akan berjumpa dengan Allah pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu dha'if, maka berdoalah untuk umatmu. Nabi Ibrahim berpesan: "Anjurkan umatmu memperbanyakkan tanaman di syurga. Nabi Muhammad s.a.w bertanya apakah tanamannya, jawabnya Ucapkanlah "Subhanallah Walhamdulillah walailaha illallahu Allahu akbar, wala haula wala quwatailla billah."
Langit ketujuh adalah tempat orang-orang yang adil, dengan malaikat yang lebih besar dari bumi ini seluruhnya. Ia mempunyai tujuh puluh ribu kepala, tiap kepala tujuh puluh ribu mulut, tiap mulut tujuh puluh ribu lidah, tiap lidah dapat berbicara dalam tujuh puluh ribu bahasa, tiap bahasa dengan tujuh puluh ribu dialek. Semua itu memuja dan memuji serta mengkuduskan Tuhan.
Setelah melihat beberapa peristiwa lain yang ajaib. Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril masuk ke dalam Baitul Makmur dan sholat.
Kemudian Jibril membawa Nabi ke surga. Di Surga Nabi Muhammad s.a.w melihat dan mendengar sesuatu yang tidak pernah didengarnya di bumi. Surga itu sangat indah. Di dalam surga terdapat kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma kesturi. Tanah dan lumpur surga terbuat dari zafaran, berupa tepung putih beraroma kesturi dan sangat bersih. Cahaya surga itu berwarna putih, bersinar terang, aromanya semerbak. Disana terdapat gedung megah dan sungai-sungai yang mengalir. Ada istri-istri yang cantik jelita, perhiasan-perhiasan yang banyak, tanaman-tanaman, berbagai macam kesenangan dan kenikmatan di tempat yang tinggi.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. melihat sebuah sungai susu yang tidak berubah rasanya, sebuah sungai arak yang lezat dan sebuah sungai madu yang jernih. Nabi Muhammad s.a.w juga melihat telaga Al-Kausar. Kemudian Nabi Muhammad Saw. keluar dari surga.
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w meneruskan perjalanan naik ke Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak diketahui Nabi Muhammad s.a.w. Di situ ada sebuah pohon yang daunnya seperti telinga gajah dan buahnya sebesar tempayan. Di Sidratul Mutaha ini Nabi Muhammad s.a.w dapat melihat rupa Malaikat Jibril yang asli kedua kalinya setelah sebelumnya melihat rupa Jibril yang asli ketika menerima wahyu yang pertama di Gua Hira. Jibril berkata:"Inilah Sidratul Muntaha." Di situ juga ada empat sungai. Dua sungai di dalam dan dua sungai lagi di luar. Nabi bertanya: "Dua sungai apakah ini, wahai Jibril?" Dia menjawab:"Adapun dua yang di dalam itu adalah sungai di syurga. Sedangkan dua yang nampak jelas ini adalah sungai Nil dan Furat."
Nabi Muhammad s.a.w melihat pemandangan yang sangat indah di tempat itu, tidak seorang pun dapat melukiskan keindahannya. Nabi Muhammad s.a.w telah melihat sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Di Sidratul Muntaha ini terdengarlah suara yang berseru kepada beliau, “Wahai Muhammad SAW, masuklah.” Nabi Muhammad s.a.w kemudian diangkat melewati Sidratul Muntaha dan ditutupi awan. Jibril tertinggal.
Nabi Muhammad SAW berseru kepada Jibril, “Ikutlah bersamaku.” Jibril berkata, "Engkau dan Tuhan engkau saja." Nabi Muhammad s.a.w. berkata lagi, "Adakah di sini sahabat hendak meninggalkan sahabatnya?"
Jibril menjawab, “Inilah saja tempatku, jika aku melintasi kawasan ini niscaya aku akan terbakar dengan cahaya.” Malaikat Jibril tidak mampu melintasi lebih tinggi lagi. Hanya orang yang diizinkan oleh Allah SWT yang dapat melintasi sidratul muntaha. Nabi Muhammad adalah orang yang diangkat derajatnya sehingga dapat melintasi lebih tinggi lagi untuk bertemu dengan Allah SWT.

Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanan tanpa ditemani malaikat Jibril. Nabi Muhammad s.a.w kemudian melalui 70.000 hijab daripada nur hingga sampai ke Mustawa, tempat Kalam menulis, yakni Kalam catatan di Luh Mahfuz. Di situ Nabi Muhammad s.a.w. melihat seorang lelaki yang ghaib dalam Nur Arasy. Bertanya Nabi Muhammad s.a.w: "Siapa ini? Adakah malaikat?""Tidak," jawab lelaki itu."Adakah nabi?" tanya Nabi Muhammad s.a.w lagi."Tidak. Sesungguhnya aku adalah seorang lelaki yang hidup di dunia, basah dengan menyebut nama Allah yakni berzikir dan hatiku senantiasa terpaut kepada masjid dan aku juga tidak memaki kedua ibu bapakku."

Nabi kemudian tiba di hadapan Arsy (singgasana Allah). Nabi Muhammad s.a.w melihat 'Arsy Allah yang dijunjung di atas kepala para Malaikat. Nabi Muhammad s.a.w dapat menyaksikan Allah SWT dengan mata kepalanya. Tiada seorang pun daripada nabi atau mursalin melihat Allah sebelum ini. Sebaik Nabi Muhammad s.a.w melihat Allah, lantas beliau terus sujud menyembah-Nya.
Berfirman Allah: "Wahai Muhammad." Jawab Nabi Muhammad s.a.w: "Labbaika." Firman Allah lagi: Angkatkan kepalamu, mohonlah apa yang engkau hendak Aku berikan kepadamu."
Nabi Muhammad s.a.w pun mengangkat kepalanya sambil berkata: Ya, Rabb. Engkau telah ambil Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang besar. Engkau berkata-kata dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang besar dan dapat melembutkan besi. Engkau kurniakan kerajaan kepada Sulaiman yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan Sulaiman menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan 'Isa Taurat dan Injil. Dengan izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan menghidupkan orang mati. Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku angkatkan engkau sebagai Habib (kekasih) dan Aku utuskan engkau untuk manusia seluruhnya supaya mengabarkan berita gembira dan memberi peringatan.
Aku luaskan dadamu dan Aku buangkan daripadamu dosamu dan Aku angkatkan untukmu zikirmu. Aku jadikan umatmu sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia dan Aku jadikan umatmu itu sederhana. Dan Aku jadikan umatmu orang yang pertama dan orang yang terakhir dan Aku jadikan umatmu itu tiada sah khutbah dan solat hingga mereka itu berikrar bahwa engkau hamba-Ku dan pesuruh-Ku.
"Dan Aku jadikan daripada umatmu beberapa kaum yang mana hati mereka berpaut dalam hati mereka. Aku telah jadikan engkau Nabi yang mula-mula diciptakan dan Nabi yang terakhir dibangkitkan, dan Aku jadikan engkau orang yang mula-mula dibicarakan pada Hari Kiamat.
"Dan Aku berikan engkau tujuh ayat yang diulang-ulang bacaannya dalam sholat yaitu surah al-Fatihah, yang tidak aku kurniakan kepada sesiapa sebelummu. Aku berikan engkau penutup surah al-Baqarah, harta yang bernilai di bawah Arasy, ia tiada Aku beri kepada nabi sebelummu.
"Dan Aku berikan engkau dengan delapan saham berharga yaitu Islam, hijrah; sedekah; menyuruh yang makruf dan mencegah yang mungkar; dijadikan engkau pembuka dan penutup; diberikan engkau panji-panji kepujian, maka Adam dan lainnya berada di bawah panji-panji engkau. Dan sesungguhnya pada hari Aku menjadikan tujuh petala langit dan bumi.
"Aku fardukan ke atasmu dan umatmu 50 waktu sholat, maka dirikanlah ia."

Selesai bermunajat kepada Allah, Nabi Muhammad s.a.w pun kembali mendapatkan Jibril. Lalu Jibril pun memimpin tangan Nabi untuk turun. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w dibawa menemui nabi Ibrahim a.s.
Sesudah itu Nabi Muhammad s.a.w turun ke tempat Musa a.s.. Musa bertanya"Apakah yang telah diwajibkan Tuhanmu kepada umatmu? Nabi Muhammad s.a.w menjawab, “Sesungguhnya Allah memfardukan ke atasku serta umatku dengan 50 waktu sholat sehari semalam.”. kata Musa, 'Kembalilah kepada Tuhan mu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak sanggup melakukannya. Aku sendiri telah mencoba terhadap bani israil"
“Sesungguhnya Bani Israel yang gagah tidak mampu melakukan amalan yang lebih sedikit daripada itu, sedangkan umatmu lemah tubuhnya, lemah hatinya, mana mungkin mereka mampu melaksanakan tugas seberat itu.”
Selepas mendengar kata-kata Musa itu, Nabi Muhammad s.a.w pun memandang Jibril. Jibril mengisyaratkan supaya Nabi Muhammad s.a.w kembali ke Sidratul Muntaha untuk menemui Allah untuk diringankan apa yang telah difardukan.
Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali kepada Allah lalu beliau sujud kepada Allah dengan berkata: "Wahai Tuhanku, ringankan terhadap umatku apa yang diperintahkan-Mu. Sesungguhnya umatku adalah terlalu daif."
Firman Allah: "Sesungguhnya telah Ku-kurangkan untuk umatmu itu lima waktu sholat." Sholat yang tadinya diwajibkan 50 kali sehari itu dikurangi menjadi 45 kali saja.
Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali menemui Nabi Musa. Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya Allah sudah mengurangkan untukku lima waktu solat."
kata Musa, "umatmu tidak sanggup menunaikannya sebanyak itu, karena itu kembalilah kepada Tuhanmu mintalah keringanan". Nabi kemudian berulang-ulang pulang pergi antara Tuhan dengan Musa. Sehingga akhirnya Allah swt berfirman" Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan hanyalah lima waktu sehari semalam. Setiap sholat fardu diganjarkan dengan sepuluh ganjaran. Oleh yang demikian, berarti lima waktu sholat fardu sama dengan lima puluh sholat fardu. Begitu juga siapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya siapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak sesuatu pun dicatat baginya. Seandainya dia melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya.

Setelah mendapatkan keringanan dari Allah SWT lalu nabi kembali ke tempat Musa dan diceritakan kepadanya apa yang telah difirmankan Tuhan itu.
Berkata Musa: “Kembalilah kamu kepada Tuhanmu wahai Muhammad, mohonlah keringanan sekali lagi dan sesungguhnya umatmu tiada kuasa untuk melaksanakannya."
Jawab Nabi Muhammad: “Sesungguhnya aku telah berulang alik kepada Tuhanku beberapa kali hingga aku merasa malu terhadap Tuhanku dan tetap aku laksanakan perintah-Nya ini."
Tatkala itu, terdengar seruan: "Telah Aku laksanakan yang Aku fardukan dan Aku ringankan untuk hamba-Ku."
Berkata Musa: "Turunlah engkau wahai Muhammad dengan nama Allah."

Apabila sampai di Langit Dunia, tiba-tiba Rasulullah melihat debu dan asap serta terdengar suara berisik. Bertanyalah Nabi Muhammad s.a.w kepada Jibril ada apa gerangannya.
Menurut Jibril, itulah syaitan yang menutup mata manusia (anak Adam) hingga mereka tidak mampu berfikir apa yang ada dalam alam malakut langit dan bumi. Dan jika tidak dilakukan begitu niscaya manusia dapat melihat keajaiban-keajaibannya.”
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w kembali dengan tangga itu ke bumi. Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril sampai di Baitulmaqdis. Buraqpun dilepaskan dari ikatannya. Dengan buroq itu Nabi kembali ke Mekah pada malam yang sama.
Dalam perjalanan itu, Nabi melintasi beberapa unta milik orang Quraisy yang datang dari Syam. Diantaranya ada seekor unta yang mempunyai dua karung di atas badannya. Karung itu berwarna putih dan hitam.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w kebetulan menuju ke arahnya, terkejutlah unta tersebut dan lari berkeliling-keliling hingga salah seekor daripadanya patah kaki, jatuh lalu ditinggalkan di situ oleh pemiliknya.
Dalam perjalanan itu juga, terlihat oleh Nabi Muhammad s.a.w sekelompok unta dan salah seekor daripadanya tersesat. Nabi Muhammad s.a.w kemudian menuntunnya sehingga kembali dalam kelompoknya.
Nabi Muhammad s.a.w pun memberi salam kepada mereka dan mereka mengenali suara Rasulullah, tetapi ada juga yang tidak percaya. Kemudian Nabi mengambil mangkuk berisi air dan meminumnya.
Pada waktu Nabi Muhammad s.a.w akan berpisah dengan Jibril pada Subuh Isra' di Dzi Thuwa, suatu tempat dipinggir kota Mekkah, Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Ya Jibril, kaumku akan mendustakan aku". Jibril menjawab: "Abu Bakar akan membenarkan engkau dan dialah Ash Shiddiq."
Setelah Nabi Muhammad s.a.w turun dari buroq, maka terangkatlah Buraq ke langit dan terus ke syurga.

Setelah Isra’ Mi’raj

Nabi Muhammad SAW baru saja kembali dari perjalanan Isra' Mi'raj, orang yang ditemui pertama kali oleh Nabi saw adalah Ummu Hani' (panggilan Hindun binti Abu Thalib), sepupu beliau.
Pada waktu sebelum fajar Nabi saw membangunkannya. Sesudah melakukan shalat bersama-sama, beliau berkata: Wahai ummu Hani’ sungguh aku telah shalat isya akhir di lembah ini seperti yang engkau lihat, kemudian aku datang ke Baitul Maqdis dan shalat di dalamnya, kemudian aku mengerjakan shalat subuh bersama kalian sekarang seperti yang kalian lihat.”
Nabi Muhammad saw bercerita tentang pengalamannya selama isra' mi'raj, Ummu Hani mendengarkan dengan seksama. Meskipun cerita-cerita yang didengarnya sama sekali di luar logika, Ummu Hani' tetap berkata, "Aku percaya akan ceritamu wahai Muhammad. Tapi setelah ini, apa yang hendak kau lakukan?"
"Aku akan menceritakan pada Abu Jahal dan pada semua penduduk Mekah", jawab Nabi Muhammad saw.
“Wahai Nabi Allah jangan ceritakan peristiwa ini kepada manusia, sebab nanti mereka mendustakanmu dan menyakitimu”. Kata Ummu Hani'. Nabi saw bersabda’ “Demi Allah aku pasti menceritakan peristiwa ini kepada mereka.

***

Pada waktu itu, datanglah Abu Jahal, lantas bertanya: "Apakah kamu ingin memberitakan sesuatu?"
"Ya," jawab Nabi Muhammad.
"Apakah itu?" tanya Abu Jahal lagi.
Nabi Muhammad menjawab: "Aku telah diperjalankan pada malam tadi ke Baitulmaqdis.
"Apa? Kamu diperjalankan ke Baitulmaqdis dalam tempo satu malam? Apakah engkau mau aku kabarkan berita ini kepada kaummu?"
"Bahkan aku akan kabarkan apa yang aku kabarkan kepadamu ini."
Abu Jahal pun menyeru dengan suara lantang: "Wahai Bani Kaab dan Bani Lua', berhimpunlah kamu semua kepadaku."
Setelah berkumpul semua orang, berkatalah Abu Jahal kepada Nabi Muhammad : "Kabarkanlah kepada kaummu seperti yang engkau kabarkan kepadaku, wahai Muhammad."
Nabi Muhammad kemudian menceritakan peristiwa Isra’ Mi’raj itu ke penduduk Mekah.
Berkatalah Rasulullah : "Bahawasanya aku telah diperjalankan pada malam tadi."
"Ke mana?" tanya kaumnya.
"Ke Baitulmaqdis," jawab Nabi Muhammad
"Apa! Kamu melakukan perjalanan dalam waktu yang sesingkat itu?" tanya mereka lagi.
"Ya," jawab Nabi Muhammad
Orang-orang Quraisy kemudian menanyakan tentang bagaimana Baitul maqdis itu secara terperinci. Orang-orang Quraisy sibuk bertanya tentang perjalanan Nabi dalam peristiwa israk itu. Mereka bertanya berbagai perkara mengenai Baitulmuqaddis yang kurang jelas pada ingatan Nabi. Hal itu menyulitkan Nabi karena dengan perjalanan yang secepat itu tentunya sulit untuk merinci tentang Baitul Maqdis. Nabi Muhammad kemudian berdiri di Hijr Ismail. Allah kemudian memperlihatkan kepada beliau dari jauh sehingga Nabi mampu melihatnya. Kemudian beliau memberitahukan kepada mereka tentang tiang-tiangnya dari apa yang dilihatnya itu. Walau bagaimana sekalipun bentuk pertanyaan yang diajukan kepadanya, Nabi tetap dapat menceritakan kepada mereka
Walaupun nabi sudah bercerita demikian tetapi mereka masih tidak mempercayai dengan perjalanan ke Baitul Maqdis yang secepat itu. Hal tersebut kemudian menimbulkan kesangsian juga pada beberapa orang pengikutnya. Tidak sedikit mereka yang sudah Islam itu kemudian berbalik murtad. Mereka yang masih menyangsikan hal ini lalu mendatangi Abu Bakr dan keterangan yang diberikan Muhammad itu dijadikan bahan pembicaraan.
"Kalian berdusta," kata Abu Bakr.
"Sungguh," kata mereka. "Dia di mesjid sedang berbicara dengan banyak orang."
"Dan kalaupun itu yang dikatakannya," kata Abu Bakr lagi, "tentu dia bicara yang sebenarnya. Dia mengatakan kepadaku, bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu malam atau siang, aku percaya. Ini lebih lagi dari yang kamu herankan."
Abu Bakar kemudian menemui Nabi Muhammad dan langsung bertanya ;" Ya Rosulullah benarkah anda mengatakan kepada orang banyak , bahwa anda datang dari Baitul Maqdis semalam ?"
Beliau menjawab ;"Ya benar !". " Ya Rosulullah, cobalah sebutkan kepadaku bagaimana Baitul Maqdis itu, aku sudah pernah pergi ke sana ", kata Abu Bakar, Seketika itu gambaran Baitul Maqdis tampak jelas di depan mata Nabi s.a.w, hingga beliau dapat menyebutkan bagian-bagian dari bangunan masjid tersebut.
"Anda sungguh tidak berdusta ya Rosulullah ! Aku bersaksi anda benar-benar utusan Allah!"Tiap Abu Bakar mendengar bagian-bagian Baitul Maqdis disebut ia mengucapkan berulang-ulang kepada Nabi Muhammad : Anda benar...anda benar...". Sejak itu Abu Bakar diberi gelar dengan "AshShiddiq" yang berarti amat membenarkan.

Walaupun demikian banyak dari mereka masih kurang percaya , sehingga mereka masih meminta bukti dari Rosulullah, seperti diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Ummu Hani binti Abu Thalib. Beliau, Rosulullah s.a.w. berkata :
" Tadi malam aku melewati kafilah Bani Fulan di sebuah lembah.
Binatang yang kutunggangi mengejutkan mereka sehingga ada seekor di antara unta mereka melesat jauh ketika itu aku sedang menuju Syam.
Sampai di Dhajran dan aku melewati satu kafilah lagi dan aku minum ketika mereka sedang tidur nyenyak. Sekarang mereka berada di tikungan jalan Ta'nim.
Yang paling depan unta coklat tua dan berponok dua , hitam dan ada yang belang-belang.
Lalu mereka beramai-ramai ke jalan tikungan Ta'nim, dan ternyata kafilah tersebut baru tiba dengan unta yang disebutkan beliau.
Dan mereka bertanya tentang kejadian semalam, ternyata sama persis seperti apa yang diceritakan Nabi Muhammad s.a.w. Rasul Allah.
Nama-nama yang berhubungan dengan Isra’ Mi’raj

a. Malaikat
Malaikat berasal dari kata malakah yang berarti "mengutus" atau "perutusan/risalah". Allah swt. menciptakan malaikat dari nur (cahaya), sebagaimana Dia menciptakan Nabi Adam a.s. dari tanah liat, juga sebagaimana menciptakan jin dari api. Allah Taala menciptakan malaikat lebih dahulu daripada manusia. Tabiat malaikat ialah secara sempurna berbakti kepada Allah, tunduk dan patuh pada kekuasaan dan keagungan-Nya, melaksanakan semua perintah-Nya dan mereka pun ikut mengatur alam semesta menurut kehendak dan iradah Allah Taala.

Allah Taala menciptakan malaikat berupa makhluk yang bersayap dan di antaranya ada yang bersayap dua buah, tiga buah, empat buah dan ada pula yang lebih dari itu. Semua ini menunjukkan nilai dan perbedaan pangkat di sisi Allah Taala, juga tentang kekuasaannya cepat atau lambatnya dalam berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Sesuai Firman Allah dalam Al Qur’an:
Segenap puji bagi Allah, Maha Pencipta langit dan bumi, yang membuat malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap-sayap, ada yang dua, tiga atau empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Fathir:1).

Beberapa malaikat yang pernah diceritakan diantaranya yaitu: Jibril bertugas membawa wahyu kepada para Nabi dan Rasul, Izrail bertugas sebagai pencabut nyawa, Mungkar dan Nakir selaku dua malaikat yang melakukan menanyakan di dalam kubur, Israfil berfungsi sebagai peniup sangkakala pada hari kiamat, Mikail bertugas memberikan hujan dan pengatur rezeki, Raqib dan 'Atid selaku dua malaikat pencatat amal manusia, Ridwan sebagai penjaga syurga, Malik sebagai penjaga neraka dan Hamalatul 'Arsy sebagai malaikat yang membawa 'Arsy Tuhan di hari kiamat.

Malaikat Jibril merupakan malaikat yang mengantar Nabi Muhammad Saw. dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Nabi dapat melihat bentuk asli Jibril hanya dua kali saja yaitu ketika menerima wahyu pertama dan ketika di Sidratul Muntaha waktu mi’raj. Bentuk Malaikat Jibril digambarkan memiliki 600 sayap yang menutup ufuk dan tubuhnya sangat besar terlihat seperti memenuhi antara bumi dan langit. Malaikat Jibril juga disebut sebagai Ruh suci atau ruh kudus.

Manusia pada umumnya tidak dapat melihat malaikat. Tetapi malaikat dalam beberapa peristiwa dapat menyerupai manusia sehingga manusia dapat melihat malaikat yang menyerupai manusia itu.

b. Buraq
Buraq itu adalah binatang yang putih, panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari baghal. Buraq ini dapat meloncat sejauh batas pandangannya; kedua telinganya selalu bergerak. Jika menaiki gunung kedua kaki belakangnya memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki depannya memanjang. Dia mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu dan memperkuat kecepatannya. Buraq mempunyai empat kaki. Satu langkah ke satu langkah kakinya adalah seumpama sekelip mata memandang. Ada orang yang berusaha menyesatkan dengan menyebutkan bahwa buroq berkepala seorang wanita padahal tidak pernah ada hadis yang menyatakan hal tersebut.

Nabi-nabi sebelumnya juga pernah menaiki buraq. Sa'id bin Musayyab dan lainnya berkata bahwa buraq adalah kendaraan Nabi Ibrahim yang beliau naiki dari negerinya menuju Baitul Haram. Nabi Muhammad juga akan menungangi Buroq ketika pada hari kebangkitan nanti.

c. Masyithah
Ketika dalam perjalanan ke Baitul Maqdis Nabi mencium bau harum. Ternyata bau harum itu adalah bau Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja Fir'aun dari Mesir yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya dan mengingkari ketuhanan Fir'aun..

Masyithah adalah tukang menata rambut dari anak perempuan Fir'aun. Pada suatu hari, ketika Masyithah sedang menyisir rambut anak perempuan raja Fir'aun, sisirnya jatuh dan Masyithah mengucapkan:
Dengan nama Allah, rugi si Fir'aun.
Mendengar ucapan Masyithah tersebut, maka terjadilah dialog antara anak perempuan
Fir'aun dengan Masyithah sebagai berikut:
Anak Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain ayahku ?"
Masyithah: "Ya!"
Anak Fir'aun: "Apakah engkau berani pernyataanmu ini saya beritahukan kepada ayahku?"
Masyithah: "Berani!"
Setelah anak Fir'aun memberitahukan kepada ayahnya tentang pernyataan Masyithah, maka Masyithah pun dipanggil oleh Fir'aun, lalu terjadi dialog sebagai berikut:
Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain aku ?".
Masyithah: "Ya, Tuhanku dan Tuhan tuan adalah Allah !".
Mendengar jawaban tersebut Fir'aun pun menyuruh agar suami dan kedua anak Masyithah dihadapkan kepadanya. Setelah mereka menghadap, Fir'aun membujuk Masyithah beserta suaminya agar keduanya meninggalakan agamanya (agama tauhid) dan mengakui Fir'aun sebagai Tuhan. Setelah bujuk rayu Fir'aun ditolak oleh keduanya, maka Fir'aun berkata kepada keduanya:
"Jika kalian berdua menolak permintaanku, maka aku akan membunuh kalian berdua beserta anak-anak kalian!".
Masyithah menjawab: "Terserah, mana tindakan yang baik menurut tuan terhadap kami. Dan jika tuan membunuh kami, kami minta agar kami sekeluarga dikubur dalam satu rumah!".
Fir'aun berkata: "Baik, permintaanmu akan kami kabulkan!" Kemudian Fir'aun memerintahkan untuk menyiapkan sebuah wajan besar penuh dengan minyak. Setelah wajan tersebut dipanaskan dan medidih, anak Masyithah yang besar dimasukkan lebih dahulu, sedang Masyithah beserta suaminya dan anaknya yang masih berumur tujuh bulan disuruh menyaksikan, dengan harapan agar Masyithah berubah pendiriannya. Kemudian suami Masyithah mendapat giliran yang kedua. Setelah giliran sampai pada Masyithah dan anaknya yang masih menetek, tiba-tiba anak Masyithah yang masih menetek berkata dengan fasih kepada ibunya: "Janganlah ibu ragu-ragu untuk mati membela kebenaran; masuklah ke dalam wajan!". Kemudian Masyithahpun dilemparkan ke dalam wajan tersebut beserta anaknya.
Nama-nama tempat sekitar Isra’miraj 

Beberapa tempat yang disebut dalam peristiwa Isra’ Mi’raj:
 
a. Masjidil Haram 

Pengertian "masjidil" bukanlah nama untuk sebuah bangunan utuh melainkan sebuah tempat untuk bersujud. Masjidil Haram adalah tempat yang terdapat di dalamnya bangunan ka'bah, Maqam ibrahim, Hajar Aswad, Hijir Ismail (Hateem), Sumur Zam-Zam dan tempat Sai antara bukit Safa dan Marwa. Masjidil Haram terletak di kota Mekah. Pada zaman dahulu masjidil haram adalah berupa tanah lapang dengan kabah di tengahnya dengan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Kemudian penguasa-penguasa muslim di daerah itu mengadakan perluasan dan membangun bangunan yang mengelilingi kabah seperti yang kita lihat sekarang. 
Bagian-bagian dari Masjidil haram diantaranya, yaitu:

Kabah 


Kabah merupakan rumah ibadah pertama di muka bumi yang berbentuk persegi empat. Kabah sebenarnya sudah ada sebelum manusia turun ke bumi. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat agar membangun tempat bertawaf seperti baitul makmur yang ada di langit. Baitul makmur merupakan tempat bertawaf para malaikat di langit. Dengan dibangunnya Ka’bah di bumi, maka malaikat-malaikat di bumi ber-Thawaf (mengelilingi) Ka’bah ini, sama dengan mengelilingi Baitul Makmur. Ritual Thawaf ini adalah sebuah ibadah yang dilakukan Malaikat (sama dengan Thawafnya umat islam ketika berhaji) yaitu suatu upaya dari para malaikat untuk mengharapkan rahmad dan maghfirah Allah.

Para malaikat sambil mengelilingi Ka'bah (di bumi) maupun Baitul Makmur yang di langit sambil berdoa memohon kepada Allah agar senantiasa dijauhkan dari hal-hal yang dapat menimbulkan kemurkaan-Nya.
 Saat nabi Adam turun ke bumi, Allah SWT telah meletakkan kubah di tempat dimana Kabah sekarang berada agar kubah ini dijadikan tempat bertawaf oleh Nabi Adam. Diriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, "Allah Taala telah mengutus Jibril a.s. kepada Adam dan Hawa, (Allah berfirman), " Kalian berdua bangunlah bagi-Ku sebuah rumah " Kemudian Jibril menunjukkan tempatnya. Adam menggali dan Hawa memindahkan tanahnya, sehingga sampai kepada air terdengar suara dari bawah, "Hati-hati wahai Adam." Ketika Adam sedang membangunnya, Allah berfirman kepadanya agar dia bertawaf di rumah itu dan dikatakan, "Kamu adalah manusia pertama dan ini adalah rumah pertama yang dibangun. Dalam AlQur’an juga ada firman Allah yang membenarkan bahwa kabah adalah rumah ibadah pertama yang dibangun di bumi. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia . (QS. Ali Imran : 96).

Di bangunan Ka'bah itu pulalah, Nabi Adam mengumpulkan seluruh anak-anaknya untuk persidangan, perkawinan dan penentuan hak untuk Qabil dan Habil, sebagai putra pertama dan kedua dari seluruh anak-anak Nabi Adam. Setelah wafatnya Adam as. anak-anaknya membangun Kabah dengan tanah dan batu. Disebutkan bahwa yang membangunnya adalah nabi Syits as. Setelah itu Kabah terus ada dan terjaga sampai datang topan dan banjir di zaman Nabi Nuh a.s. lalu tenggelam dan hilang tempatnya. Bangunan kabah tetap hilang hingga datang masa Nabi Ibrahim as bersama anak dan istrinya ke lembah gersang tanpa air yang ternyata disitulah pondasi kabah dan bangunannya pernah berdiri. Lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail untuk mendirikan kembali kabah di atas bekas pondasinya dahulu. 
Menurut riwayat dari Tsa'labi, bahwasanya ketika Allah Ta'ala memerintahkan nabi Ibrahim as. agar membangun kabah, Allah memperlihatkan padanya awan yang berwarna putih yang membentuk persegi-empat sebagaimana bentuk rumah, lalu Allah berfirman: "Wahai Ibrahim bahwa bangunan kabah itu sebagaimana bentuk awan putih itu. Menurut riwayat Al-Waqdi bahwasanya ketika nabi ibrahim sedang menggali buat pondasi ka'bah, beliau menemukan sebuah batu pualam hijau dan pada batu itu ada tulisan hanya 4 barisan.(Wallahu a'lam), lalu Allah berfirman kepada ibrahim as. agar mendatangkan batu-batuan buat bangunan ka'bah dari 5 gunung, yaitu: Gunung Thursina, Gunung Thurzita, Gunung Labanan, Gunung Joudi, Gunung Hira. Agar kelak pada hari kiamat nanti gunung-gunung tersebut dapat memberatkan timbangan jamaah haji.Setelah dikumpulkannya batu-batuan dari gunung-gunung tersebut Ibrahim mulai membangun ka'bah.

Ismail mengaduk pasir dengan semennya pada batu-batuan itu, lalu beliau melanjutkan dan membangun ka'bah hingga pada ketinggiannya. 
Lebar ukuran Kabah dibuat oleh Ibrahim adalah seperti berikut: " Dinding Timur adalah 48 kaki dan 6 inci " Dinding Hatim adalah 33 kaki " Dinding antara Hajar Aswad dan sudut Yamani adalah 30 kaki " Dinding Barat adalah 46.5 kaki. 

Dalam sejarahnya setelah pembangunannya oleh Nabi Ibrahim, kabah pernah mengalami kehancuran akibat perang maupun bencana alam sehingga pembangunan ulang bangunan kabah juga dilakukan oleh suku-suku Arab yang merupakan keturunan Nabi Ismail yang berdiam di Mekah tersebut. Sehingga urutan pembangunan kabah yaitu: Generasi pertama dilakukan oleh Malaikat generasi ke-2 oleh Nabi Adam, Syist Bin Adam sebagai generasi ke-3. Generasi ke-4 Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Kemudian pembangunan dilakukan oleh Suku Amaliqah dilanjutkan Suku Jurhum dan selanjutnya dilakukan oleh Qushai Bin Kilab. Generasi ke-8 dilakukan oleh abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh generasi ke-9 oleh Quraisy. Pada generasi ke-10 kabah mengalami beberapa renovasi yang dilakukan oleh umat dari Nabi Muhammad saw.
 

Ada juga peristiwa menarik seputar kabah yaitu ketika pada tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. Waktu itu kabah pernah hendak dihancurkan oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari Yaman. Allah SWT kemudian melindungi kabah dengan mengirimkan burung-burung Ababil yang melemparkan batu Sijil yaitu batu dari neraka yang amat panas untuk memusnahkan Abrahah beserta pasukannya. Tahun peristiwa tersebut disebut tahun gajah yang pada tahun itu juga merupakan tahun kelahiran dari Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw. 


Kabah juga sempat dikotori oleh orang-orang Musyrik Mekah yang menempatkan berhala-berhala sebagai sesembahan selain kepada Allah. Setelah penaklukkan Mekah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan pengikutnya kemudian berhala-berhala tersebut dihancurkan.
 Kini kabah telah menjadi kiblat sholat dan juga tempat thawaf.

Di masa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke baitul Maqdis di Palestina. Namun Rasulullah SAW berusaha untuk tetap shalat menghadap ke kabah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan kabah. Dengan menghadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina, beliau juga tetap menghadap kabah. Namun ketika beliau dan para sahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah SAW sering menengadahkan wajah ke langit berharap turunnya wahyu untuk menghadapkan shalat ke kabah. Hingga turunlah ayat berikut :
 Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144). Dan adalah kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah Wajah Allah - (Qs. 2 al-Baqarah : 115) 

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengalihkan kiblatnya dari Baitul Maqdis ke kabah di Mekah. Hingga sekarang umat Islam tetap menjadikan kabah sebagai kiblatnya.
 

Maqam Nabi Ibrahim a.s.
 
Maqam Nabi Ibrahim a.s. adalah sebuah batu tempat berpijak Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau meninggikan bangunan Kabah dari pondasinya. Nabi Ismail a.s. meletakkannya agar Nabi Ibrahim a.s. dapat naik lebih tinggi di atas batu tersebut. Jadi pengertian maqam disini bukan makam yang berarti kuburan. Batu ini diturunkan oleh Allah dari Syurga bersama-sama dengan Hajarul Aswad.Dari Abdullah Bin Amir Bin Ash mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Rukun (Hajar Aswad) dan Maqom adalah dua batu Ruby dari surga yang dihilangkan cahayanya oleh Allah. (HR. At-Turmudzi). 

Ketika nabi Ibrahim membangun kabah, beliau berpijak pada batu itu yang kemudian batu pijakan itu mengangkat nabi ibrahim naik ke atas untuk menata batu bangunan ka'bah dan jika nabi ibrahim ingin turun , maka batu pijakan itupun turun ke bawah, kemudian beliau menyambut batu yang telah di semen oleh nabi ismail dari tangan ismail hingga beliau menyusun dan menata ka'bah hingga pada puncak bangunan.
 

Riwayat dari Anas bin Malik ra. berkata: bahwasanya telah kulihat bekas pijakan kaki Ibrahim as. pada batu itu membekas hingga membentuk telapak kakinya. Dan bentuk lekukan jari itupun sekarang sudah tidak begitu jelas lagi karena terlampau banyak orang yang menyentuhnya baik siang dan malam.
 Sekarang batu ini sudah ditutupi dengan perak. Pada batu ini dapat terlihat bekas kedua telapak kaki Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm. 

Hajar Aswad

Hajar Aswad merupakan batu hitam yang diletakkan di salah satu sudut kabah. Menurut sejarahnya, Hajarul Aswad diturunkan oleh Allah dari langit. Batu itu mula-mula berwarna seperti permata putih, lebih putih dari salju, tetapi lama-kelamaan menjadi hitam sebab dosa manusia. Kalau tidak karena sentuhan tersebut niscaya cahayanya menerangi antara timur dan barat. Ini diterangkan dari hadis Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam yang bermaksud: Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah bersabda :" Hajarul Aswad diturunkan dari syurga dan berwarna lebih putih dari susu. Dosa-dosa manusia (anak Adam) menyebabkannya menjadi hitam " . Riwayat Ahmad dan Turmizi. 

Hajar Aswad diberikan kepada Adam sebagai bagian dari kabah yang dibangunnya sebagai rumah ibadah pertama di muka bumi. Bangunan ini kemudian lenyap ketika banjir Nabi Nuh. Menurut riwayat Al-Kusai bahwasanya: ketika nabi ibrahim membangun kabah, terdengar oleh beliau seruan dari jabal Abi Qubais (Gunung Abi Qubais atau gunung kubais) dan berbunyi : "Wahai Ibrahim, bersamaku ada titipan buatmu, dan ambillah titipan itu". Lalu nabi Ibrahim pun mendekati gunung Abi Qubais, tiba-tiba gunung itupun membelah dan mengeluarkan sebuah batu hitam, karena pada waktu itu nabi Nuh as. ketika keluar dari bahteranya setelah badai topan, beliau menitipkan batu itu pada gunung Abi Qubais, oleh karena itu Allah memerintahkan agar Jabal Qubais menerima sebagai titipan. Dan batu itu ialah: "Hajar Aswad"


Selanjutnya setelah masa Ibrahim wafat, Hajar Aswad juga sempat menghilang ketika Bani Bakar bin Abdi Manaf bin Kinanah bin Ghaisyan bin Khaza'ah mengusir keturunan Jurhum dari Mekah, Amr bin Harits bin Madhadh Al Jurhumi keluar membawa dua patung emas kepala rusa dan Hajar Aswad dan dipendam di sumur Zamzam seterusnya mereka berangkat menuju Yaman. Pemendaman Hajar Aswad di dalam sumur Kabah tidak bertahan lama karena seorang wanita dari Khaza`ah memberitahukan kepada kaumnya bahwa dia melihat orang Jurhum memendam Hajar Aswad di sumur Zamzam. Kemudian mereka meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempatnya. Hal ini terjadi sebelum pembangunan oleh Qushay bin Kilab. 

Ketika ada banjir menimpa kabah, Kabah mengalami kerusakan dan dindingnya retak sehingga kabah perlu dibangun kembali. Tugas ini dibagikan antara empat kaum suku Quraish. Rasulullah turut membantu pembangunan kembali kabah. Setelah dinding-dindingnya telah selesai dibangun, tiba waktunya batu hajar aswad diletakkan kembali di tempatnya semula di dinding Timur Kabah.
 Terjadi perselisihan di antara mereka untuk menentukan siapa yang mendapat kehormatan meletakkan batu Hajar Aswad itu. Ketika perselisihan itu hampir menjadi pertengkaran, Abu Umayyah, penduduk tertua Makkah, menentukan agar lelaki pertama yang memasuki pagar masjid pagi keesokkannya lah yang akan memutuskan permasalahan ini. Lelaki itu ialah Rasulullah. Penduduk Mekah bergembira. "Ia adalah al-Amin. Ia adalah Muhammad," ucap mereka.

Muhammad menghampiri mereka lalu mereka memintanya supaya memutuskan perkara itu. Muhammad setuju.
 Muhammad menyarankan agar batu hitam itu ditaruh di atas sehelai kain, setiap ujung kain dipegang oleh seorang pemimpin suku. Kain itu diangkat ke tempat batu itu hendak diletakkan. Muhammad kemudian mengambil batu itu dan meletakkannya di tempatnya di dinding Kabah. 

Hajar Aswad pernah pecah akibat perbuatan para perusak. Hajar Aswad kemudian disatukan kembali. Perekatan tersebut dilakukan setelah diadakan penelitian oleh para ahli untuk menentukan bahan khusus yang digunakan untuk merekat batu pecahan Hajar Aswad yaitu berupa bahan kimia yang dicampur dengan minyak misik dan ambar.
 

Hijir Ismail


Hijr Ismail arti harfiahnya adalah pangkuan Ismail. Di sanalah Ismail putra Ibrahim, pembangun Ka'bah ini pernah berada dalam pangkuan Ibunya yang bernama Hajar.Ketika Nabi Ibrahim a.s. membangun Kabah, tingginya hanya sembilan hasta yaitu sepertiga tinggi sekarang. Begitu juga beliau mendirikan bangunan Kabah di atas fondasi ditambah enam hasta yang sekarang masuk Hijir Ismail. Ketika pembangunan dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. lima hasta ini masuk bagian dari Kabah.

Hijir Ismail yang dulu dengan yang sekarang dapat dibedakan dengan mudah sekali, yaitu bahwa tembok yang lurus pada Hijir Ismail sekarang, yang sejajar menghadap ke arah Utara Kabah adalah masuk bagian Kabah yang dahulu dibangun Nabi Ibrahim a.s.
 Tempat yang dinamakan Hijir Ismail sekarang telah dibangun pagar batu berlingkar. Tingginya 1 1/2 meter. Letaknya berdampingan dengan Kaabah di sebelah utara. Dahulunya Hijr Ismail termasuk dalam bagian bangunan kabah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s. Tetapi setelah kabah yang dibangun oleh mereka hancur, bangsa Quraisy membangun Kabah kembali, mereka mengurangi dinding Kabah bagian Utara ke Selatan seluas enam hasta dan menjadikannya bagian dari Hijir Ismail.

Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, sebahagian dari Hijir Ismail itu adalah termasuk dalam Kabah. Ini diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Aisyah r.a. 'Aisyah r.a. berkata; "Aku sangat ingin memasuki Kabah untuk melakukan sholat di dalamnya. Rasulullah s.a.w. memegang tanganku dan memasukkan aku ke dalam Hijir Ismail sambil berkata " Sholatlah kamu di Hijir jika kamu hendak masuk ke dalam Kabah karena kaum engkau (orang Quraisy) telah meninggalkan bagian ini di luar semasa mereka membangun kembali Kabah". 

Disunatkan bagi tiap-tiap orang yang telah mengerjakan tawaf, sholat sunat dan berdoa di Makam Ibrahim, sholat sunat pula dua rakaat di Hijir Ismail.
 Hijir Ismail itu pada mulanya cuma merupakan pagar batu yang sederhana saja. Kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa telah memecahkan dan membangun kembali pagar batu itu dengan batu marmer. 

b. Thaibah (Madinah)
 
Negeri Taibah ini pada masa-masa lalu di zaman para Nabi terdahulu adalah merupakan sumber segala ilmu pengetahuan. Akhirnya orang menyebut negeri ini dengan nama Tai`bah yang diartikan sebagai Negeri Sumber Segala Pengetahuan. Negeri Taibah ini sebenarnya adalah kota Madinah. 

Kota Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam juga dikenal dengan nama Yastrib. Kota ini kemudian menjadi tempat hijrah para muslim dan menjadi tempat pusat perkembangan Islam yang penting. Nabi juga membangun tempat tinggalnya di Medinah dan juga Mesjid yang dibangun di sebelah rumahnya. Mesjid itu bernama Mesjid Nabawi. Ketika wafat, Nabi dimakamkan di dalam rumahnya tersebut. Sekarang Mesjid Nabawi telah diperluas sehingga makam Nabi Muhammad sekarang termasuk di dalam Mesjid Nabawi itu.
 

c. Thursina (Gunung Sinai)
 
Thursina (Gunung Sinai) adalah sebuah gunung yang terletak di Semenanjung Sinai di Mesir. Tinggi gunung ini adalah 2.285 meter. Gunung ini juga dikenal dengan nama Jabal Musa. Gunung ini merupakan tempat dimana Nabi Musa a.s. bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya. Dari tempat ini juga Nabi Musa mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah SWT. 





d. Baitul Laham (Betlehem)

Betlehem adalah sebuah kota yang terletak di Palestina sekarang. Kota ini merupakan tempat kelahiran Nabi Isa a.s. Konstantin Agung pada 330 M kemudian membangun Gereja Kelahiran, di tengah Betlehem di atas sebuah gua yang disebut Holy Crypt, yang dipercaya orang Kristen sebagai tempat Nabi Isa a.s. dilahirkan. Ini merupakan gereja Kristen tertua di dunia. 



e. Masjidil Aqsa

Kata al-aqsha mengandung dua arti. Secara harfiah ia berarti "jauh", maksudnya jauh dari Masjid AI-Haram. Arti makna-wiyahnya menurut sebagian ulama "bebas dari segala jenis kotoran, karena masjid ini tempat turun malaikat dan wahyu serta kiblat para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.

Masjidil Aqsha terletak di Baitul Maqdis (Yerusalem). Sekarang di tempat ini telah terdapat bangunan masjid Aqsa dan Mesjid Kubatus Shakhrah (Kubah Batu/Dome of the Rock). Persekitaran kedua masjid ini dikenali sebagai Al-Haram al-Sharif dan ia menjadi tempat suci ketiga bagi umat Islam. Jadi yang disebut oleh Nabi Muhammad sebagai masjidil Aqsa tidaklah harus sebuah bangunan. Bangunan masjid Aqsa yang ada sekarang ini baru dibangun setelah Nabi Muhammad wafat.

Masjidil Aqso merupakan tempat dimana bait Allah pernah dibangun disitu oleh Nabi-nabi terdahulu. Ketika Nabi mengadakan Isra’ Mi’raj tempat tersebut sudah menjadi puing-puing. Kaum muslimin kemudian membangunnya kembali menjadi tempat ibadah kepada Allah seperti fungsinya semula. Mesjid Al-Aqsa merupakan kiblat umat Muslim yang pertama sebelum umat muslim mengalihkan kiblatnya ke Ka'bah yang ada di dalam Masjidil Haram
 

Menurut riwayat, Masjidil Al-Aqsha dibangun oleh Nabi Adam a.s setelah beliau membangun Masjidil Al-Haram. Dengan demikian Masjidil Al-Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi. Masjid itu rusak dan runtuh dimakan waktu, kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ya'qub a.s, 40 tahun setelah Kabah dibangun kembali oleh kakeknya, Nabi Ibrahim a.s. Nabi Daud a.s membangun ulang masjid itu dan disempurnakan oleh putranya, Nabi Sulaiman a.s. 
Orang Yahudi menyebut tempat yang dibangun Nabi Sulaiman itu sebagai Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman).
Kuil Sulaiman dibangun oleh Nabi Sulaiman a.s sebagai tempat ibadah untuk menyembah Allah SWT. Kuil Sulaiman diyakini sebagai tempat ibadah bani Israil yang dibangun tahun 960 sebelum masehi. Dalam sejarahnya kuil ini kemudian dimusnahkan oleh Nebukadnezzar dari Babilonia pada tahun 586 SM. Oleh Nebukadnezar bangsa Yahudi digiring ke Babilonia untuk dijadikan budak. 

Setelah kekalahan bangsa Babilonia dari bangsa Persia yang dipimpin oleh Cyrus, bangsa Yahudi dapat kembali ke Jerusalem dan mendirikan Kuil Sulaiman untuk kedua kalinya. Selanjutnya untuk Kedua kalinya kuil ini dimusnahkan oleh Kekaisaran Romawi pada tahun 70 Masehi. Titus, seorang jenderal Romawi, menyerang Jerusalem, menghancurleburkan isi kota termasuk Haikal Kedua dan mengusir bangsa Yahudi agar lenyap dari kawasan itu. Bangsa Yahudi mengungsi ke seluruh penjuru dunia.

Saat ini, hanya "Tembok sebelah Barat" yang diduga sisa dari bangunan kuil yang masih berdiri, oleh orang Yahudi tempat ini dinamakan "Tembok Ratapan/Wailing Wall". Kota ini kemudian dikuasai oleh Romawi sampai beberapa waktu yang lama. 


Setelah Pemerintah Romawi Constantine memeluk agama Nasrani (312). Orang-orang Roma Kristen membangun gereja-gereja di Yerusalem, dan menjadikannya sebagai sebuah kota Nasrani. Romawi kemudian mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dengan pusatnya di kota Roma dan Romawi Timur dengan pusatnya di Konstantinople. Romawi Timur ini lebih dikenal sebagai Bizantium. Baitul Maqdis atau Yerusalem berada dalam kekuasaan Bizantium. Daerah ini juga pernah menjadi bagian Kerajaan Persia selama masa yang singkat karena Bizantium kembali berhasil merebutnya.
 

Pada tahun 638 Masehi, selepas beberapa tahun wafatnya Nabi Muhammad s.a.w., tentara Islam mengepung Baitul maqdis dan menaklukkannya tanpa pertumpahan darah. Penaklukkan ini dipimpin oleh Umar Bin Khattab, khalifah kedua Islam.
Khalifah Umar memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor unta putih, dikawal oleh pemuka kota tersebut, Uskup Yunani Sofronius.

Sang Khalifah meminta supaya dibawa ke tempat Masjidil Aqsa dengan ditemani beratus-ratus orang Islam. 
Khalifah Saidina Umar mendapati tempat itu dipenuhi dengan debu dan sampah. Saidina Umar memerintahkan supaya tempat itu dibersihkan dengan segera. Di sana ia berlutut dan berdoa di tempat teman sekaligus nabinya Muhammad melakukan perjalanan malamnya. Di tempat sujudnya Nabi Muhammad waktu Isra’ Mi’raj tersebut kemudian didirikan sebuah masjid dari kayu. Mesjid ini dinamakan masjid Aqso.

Khalifah Umar kemudian melakukan sholat di tempat yang langsung berhadapan dengan gereja Holy Sepulchre. Di bekas tempat sholat Khalifah Umar ini kemudian didirikan Mesjid Umar. 
Tempat terjadinya peristiwa mi’raj Nabi Muhammad SAW ini kemudian dibangun beberapa bangunan penting seperti Mesjid Aqso dan Kubah Batu yang termasuk dalam bagian komplek Mesjid Al-Aqsha.

Kompleks Masjid AI-Aqsha ini lazim disebut Haram al-Syarif, atau Haram al-Quds (Tanah Haram yang Suci). Kompleks itu berbentuk persegi panjang dengan luas 285 x 470 meter, sekelilingnya dipagari tembok. Beberapa bangunan penting dalam komplek Masjidil Aqso diantaranya yaitu: 

Mesjid Aqso

Merupakan tempat sujudnya Nabi Muhammad ketika melakukan Isra’ mi’raj. Pertama kali didirikan oleh Khalifah Umar bin Khatab setelah berhasil menaklukkan Baitul Maqdis. Mesjid Aqso itu dibangun dengan membangunnya dari kayu.Berulangkali para Khalifah dinasti Islam melakukan perbaikan dan pembaruan masjid Aqsha. Pada tahun 691 (72 H), Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari dinasti Umayyah, selain merehab dan merenovasi Masjid Al-Aqsha dengan kubah berwarna hijau, ia juga mendirikan sebuah bangunan berbentuk kubah untuk melindungi batu tempat pijakan Rasulullah SAW saat beliau akan dimi'rajkan. 

Mesjid Kubatus Shakhrah

Bangunan ini terletak tak jauh (sekitar 100 meter) di sebelah utara Masjid AI-Aqsha, yang kemudian disebut Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Qubbatush-Sha-khrah, artinya Kubah Batu, Inggris: Dome of the Rock). Kubahnya berwarna kuning keemasan. 

Mesjid Kubatus Shakhrah yang terdapat dalam komplek masjidil Aqsho, merupakan bangunan unik dalam dunia arsitektur Islam. Dinamakan dengan Kubatus Shakhrah (kubah batu besar) adalah sebagai peringatan untuk sebuah batu besar yang menjadi landasan naiknya Rasulullah saw. dalam perjalanan mikraj ke langit.

Mesjid ini mengalami beberapa kali renovasi, pada tahun 1554 M, dihiasi dengan mosaik dan keramik Turki.
 Di tengah-tengah Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Dome of the Rock), terdapat sebuah batu gunung (Arab : shakhrah) berukuran kurang lebih 13,8 x 17 meter, yang seolah-olah tergantung di udara. Di bawahnya terdapat gua berbentuk kubus berukuran 4,5 x 4,5 x 1,5 meter. Di bagian atas terdapat lubang besar bergaris tengah 1 meter. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah mimbar dan orang dapat masuk ke dalamnya melalui sebuah pintu dengan menuruni sebuah tangga. 

Menurut sebagian ulama, kesucian shakhrah itu sama dengan kesucian Hajar Aswad (batu hitam) di Ka'bah yang selalu dicium oleh jamaah haji/umrah saat tawaf; kedua batu itu sama-sama berasal dari surga. Itu sebabnya, batu pijakan Nabi Muhammad SAW saat akan mi'raj itu disebut Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang disucikan).
 Meskipun bangunan Masjid Qubbah Al-Shakhrah disebut masjid, peziarah tidak dianjurkan melaksanakan shalat di dalamnya karena bangunan itu didirikan semata-mata untuk mengabadikan peristiwa Isra’ Mi'raj Nabi Muhammad SAW, bukan untuk tempat shalat. 

f. Langit
 
Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu, dan gas yang bertebaran. 

"Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan diantara setiap langit jaraknya 500 tahun; antara langit yang ketujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun; dan antara kursi dan samudra air jaraknya 500 tahun; sedang 'Arsy berada di atas samudra air itu; dan Allah berada di atas 'Arsy tersebut, tidak tersembunyi bagi Allah sesuatu apapun dari perbuatan kamu sekalian." (Diriwayatkan oleh Ibnu Mahdi dari Hamad bin Salamah, dari 'Ashim, dari Zirr, dari 'Abdullah ibnu Mas'ud)
 "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit ke langit lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudra, dan antara dasar samudra itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi. Allah Ta'ala di atas itu semua dan tidak tersembunyi bagi-Nya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam." (HR Abu Dawud dan Ahli Hadits lainnya) 

g. Baitul Makmur


Ketika di langit ke tujuh Nabi Muhammad melihat Baitul Makmur. Baitul Makmur adalah tempat para malaikat bertawaf. Di langit terdapat sebuah bangunan yang juga mirip Ka'bah namanya Baitul Makmur, setiap hari Malaikat yang Thawaf (mengelilingi Baitul Makmur) sekitar 70.000 (wallahu alam). Diriwayatkan karena sangat banyaknya jumlah malaikat di langit itu, maka mereka hanya dapat Thawaf sekali dalam seumur hidupnya.

Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang awal dibuatnya Baitul Makmur yaitu ketika Allah akan menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi. "Dan ketika Tuhanmu berkata pada para malaikat, sesungguhnya aku menjadikan khalifah di muka bumi." Para malaikat bertanya, "Apakah Allah akan menjadikan manusia yang justru akan merusak bumi dan suka mengalirkan darah, padahal kami selalu memahasucikan dan memuji-Mu?" Allah SWT berfirman, "Aku lebih mengetahui tentang sesuatu yang tidak kamu ketahui." 

Para Malaikat menyangka bahwa yang mereka katakan adalah sanggahan terhadap Tuhan dan bahwa perkataan mereka telah membuat Tuhan marah sehingga mereka berlindung di bawah Arsy sambil menadahkan kepala dan menunjuk dengan jari-jarinya, merendahkan diri dan menangis memohon ampun dari murka Allah. Para Malaikat tawaf di sekeliling Arsy cukup lama dan Allah melihat mereka lalu turunlah rahmat-Nya kepada mereka dan diciptakanlah di bawah Arsy sebuah rumah yang disebut Baitul Makmur.

Allah berfirman kepada para Malaikat, "Tawaflah di rumah ini dan tinggalkan Arsy", maka para Malaikatpun tawaf di rumah ini, tujuh puluh ribu malaikat satu hari satu malam, mereka tidak pernah kembali lagi kepada-Nya. Karena jumlah malaikat di langit itu sangat banyak, maka mereka hanya dapat Thawaf sekali dalam seumur hidupnya. (Jumlah manusia yang tidak sebanyak malaikat pun juga menyebabkan pemerintah Arab saudi membatasi jumlah jamaah haji untuk berthawaf di kabah).
Kemudian Allah mengutus malaikat-malaikat ke bumi seraya berfirman kepada mereka, "Bangunlah untuk-Ku sebuah rumah di bumi seperti ini (Baitul Makmur)." Maka Allah memerintahkan kepada makhluk-Nya di bumi untuk tawaf di rumah tersebut sebagaimana penghuni langit tawaf di Baitul Makmur. Para malaikat itu bertawaf di sekeliling kabah itu hingga datangnya nabi Adam dan istrinya Hawwa di wilayah itu.
h. Sidratul Muntaha 

Sidratul muntaha secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak seorang manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.
 

i. Arsy


'Arsy adalah bentuk mashdar dari kata kerja 'arasya - ya'risyu - 'arsyan yang berarti "bangunan", "singgasana", "istana" atau "tahta". Di dalam al-Quran, kata 'arsy dan kata yang seasal dengan itu disebut 33 kali. Kata 'arsy mempunyai banyak makna, tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah "singgasana" atau "tahta Tuhan".

Arsy adalah singgasana Allah tempat Allah bersemayam. Keterangan ini ada pada Al Qur’an: Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy. (QS. Thaha : 5)
 Arsy terletak di tempat tertinggi. Arsy merupakan atap Firdaus, sedangkan Firdaus adalah surga yang paling tinggi. 

Arsy ini sangat luas lebih luas dari langit dan bumi. Langit yang luas ini jika dibandingkan dengan luas ‘arsy sama dengan perbandingan di antara luas sebuah kubah dan luas padang sahara.
 Abu asy-Syaikh juga meriwayatkan hadis dari asy-Sya‘bi yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "‘Arsy itu terbuat dari batu permata yakut merah. Kemudian, satu malaikat memandang kepada ‘arsy dengan segala keagungan yang dimilikinya". Lalu, Allah Swt. berfirman kepada malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7.000 malaikat. Malaikat itu dianugerahi 70.000 sayap. Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan kekuatan dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendaki Allah. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘arsy . Akan tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘arsy Allah itu."

Itulah beberapa tempat yang dikunjungi dalam perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw.

Meneliti tentang Isra’ Mi’raj

 a. Perjalanan Fisik atau non fisik
Perjalanan Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan yang sangat ajaib sehingga ada beberapa orang yang menganggap perjalanan itu merupakan perjalanan dengan ruh saja. Bahkan ada yang menganggap hal itu hanya merupakan mimpi saja. Keyakinan ini didasarkan pada hadis berikut: Ibn Ishak berkata bahwa Ya'kub bin Utbah bin al-Mughirah bin al-Akhnas berkata kepadaku jika Muawiyah bin Abu Sufyan ditanya tentang peristiwa isra' Rasulullah s.a.w maka ia berkata: "sungguh mimpi-mimpi dari Allah adalah benar" (Ibn Hisham, 2002, hlm.361). Ini adalah salah satu contoh pandangan awal dalam sejarah Islam bahwa peristiwa ini mengikut satu pandangan berlaku tidak secara jasad tetapi secara roh saja.

Kalau kita teliti mengenai hadis tersebut, pernyataan Nabi Muhammad kemungkinan adalah merupakan sindiran terhadap orang-orang yang percaya bahwa Nabi melakukan Isra’ Mi’raj dalam mimpi saja. Nabi bersabda: “sungguh mimpi-mimpi dari Allah adalah benar”. Pernyataan ini bukan berarti bahwa Nabi Muhammad melakukan perjalanan itu dalam mimpi tetapi menegaskan bahwa walaupun itu benar hanya mimpi tapi mimpi dari Allah adalah nyata dan pastinya benar-benar terjadi.

Nabi Muhammad juga tidak pernah menyatakan bahwa peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan mimpi saja atau hanya perjalanan ruh saja.
 Banyak bukti yang menunjukkan bahwa perjalanan Isra’ Mi’raj tersebut merupakan perjalanan fisik. Bukti pertama adalah peristiwa pembedahan yang dilakukan malaikat terhadap diri Nabi Muhammad. Pembedahan itu merupakan persiapan terhadap fisik Nabi Muhammad untuk melakukan perjalanan. Bukti lainnya yaitu adalah digunakannya buraq sebagai alat transportasi. Kalau hanya Ruh yang melakukan perjalanan tentu tidak membutuhkan hewan Buraq untuk melakukan perjalanan tersebut. Dan Buraq ini juga disebutkan diikat di tembok Buraq yang memang nyata adanya. Batu pijakkan mi’raj juga benar-benar ada dan kini dapat dilihat di dalam Mesjid Kubah batu. Bukti lainnya yaitu ketika dalam perjalanan pulang dari Isra Mi’raj Nabi menyatakan bahwa ia melihat rombongan kafilah yang membawa unta. Bukti fisik itu didapati ketika ternyata benar bahwa unta itu terkejut ketika melihat buraq. Dan bukti fisik lainnya yaitu ketika didapati bahwa air minum para kafilah itu berkurang karena ternyata Nabi Muhammad telah meminumnya. Karena itu sebagai seorang yang beriman maka kita harus percaya bahwa peristiwa Isra’ mi’raj ini adalah benar-benar terjadi dengan fisik dan bukan sekedar ruh saja. 

b. Langit yang berlapis-lapis
Lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak dikenal dalam astronomi karena pengetahuan manusia tentang langit memang sangatlah terbatas. Kiranya ada dua Firman-Nya tentang tujuh lapisan langit, yang sekaligus menyinggung pemahaman penafsiran "lapisan langit pertama" (langit terendah). Kita teliti ayat kelima dalam QS. Al-Mulk ayat 5 yang isinya: "Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang itu sebagai alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala".

Pernyataan Allah dengan "menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang" juga dinyatakan lagi dalam QS. Fushshilat ayat 12 : "Lalu Dia menjadikan tujuh langit dalam dua hari, dan kepada tiap-tiap langit itu diwahyukan tugas-tugas mereka. Kami hiasi langit terendah dengan bintang-bintang gemerlapan dan Kami pelihara dengan baik. Demikian ketetapan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahui".
 Allah menginformasikan di dalam Al Qur'an bahwa langit itu ada tujuh tingkat. Langit yang pertama adalah langit yang dihuni oleh manusia dan makhluk-makhluk seperti binatang, tumbuhan dan benda-benda mati, yang terdapat di planet Bumi. Ditambah lagi, segala benda langit yang mengisinya. Itu semua adalah makhluk di langit pertama. Langit pertama itu di dalam istilah agama disebut sebagai 'Langit Dunia'.


Allah telah memberikan gambaran yang menarik di dalam Al Qur'an, tentang langit Dunia itu: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fushshilat (41): 12) Artinya, seluruh ruang angkasa yang berisi triliunan bintang, matahari, galaksi, nebula, meteor, dan segala benda langit termasuk Bumi itu, oleh Allah disebut sebagai langit Dunia. Kata 'Dunia' memiliki arti 'dekat'. Jadi, maknanya menjadi langit yang dekat.

Tiap langit itu dijaga oleh malaikat supaya jangan ada setan-setan yang bisa naik ke atas atau ada jin yang mencoba mendengarkan rahasia-rahasia langit.Pengetahuan manusia sampai saat ini hanya terbatas pada langit yang dunia saja sedangkan mengenai langit yang lainnya kita belum mengetahuinya dengan jelas. 

b. Pintu langit
 

Bila kita membaca kisah perjalanan Nabi Muhammad ke langit maka kita akan penasaran dengan penyebutan istilah pintu langit yang merupakan pintu untuk menuju ke lapisan langit berikutnya. Pertanyaan kita apakah yang disebut pintu langit itu?... Apakah langit itu berpintu jika ada dimanakah pintu itu berada?...
 

Apakah di luar angkasa itu terdapat sebuah obyek yang disebut pintu langit. Mungkin ini adalah sebuah keanehan bagi kita tetapi ilmu manusia memang belum menemukan apa itu pintu langit. Tetapi walau kita tidak pernah tahu pintu langit itu seperti apa tapi kita tahu bahwa banyak obyek di luar angkasa yang sangat ganjil dan aneh yang belum diketahui rahasianya. Salah satunya adalah lubang hitam.
 Apakah lubang hitam ini merupakan pintu langit?.... Walaupun mungkin bukan tapi tidak ada salahnya kalau kita sedikit mengetahui tentang lubang hitam ini.

Istilah lubang hitam pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Lubang hitam ini dapat menarik benda-benda di sekitarnya termasuk cahaya tetapi cahaya itu tidak tembus ke baliknya. Seolah-olah langit ini berlubang. Penelitian menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti. Ada kemungkinan bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam. Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan.

Mungkin perkiraan bahwa lubang hitam adalah pintu langit adalah terlalu berlebihan tapi bisa menjadi salah satu bahan pemikiran bagi kita bahwa ada banyak keajaiban di semesta ini seperti halnya lubang hitam sehingga baik itu pintu langit, lapisan langit dan perjalanan Isra’ mi’raj adalah merupakan salah satu keajaiban yang memang benar-benar ada. Hal ini tentunya dapat menambah keimanan kita bahwa apa yang diceritakan oleh rasulullah sebenarnya adalah nyata hanya saja ilmu kita belum sampai ke sana.

c. Perintah Sholat
Sebenarnya ibadah shalat telah ada sebelum perintah shalat diwajibkan setelah peristiwa Isra’ Mi’raj. Shalat juga dilakukan oleh nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad.

Tentang shalat. Shalat dalam bentuk seperti yang kita laksanakan selama ini disyariatkan setelah Nabi Muhammad SAW ber-Isra' Mi'raj. Tetapi sebelum peristiwa itu, Nabi Muhamamad SAW pun melakukan shalat, namun tidak dengan bentuk sebagaimana seperti yang kita lakukan sekarang ini. Sholat adalah syariat dari masa ke masa, namun antara Nabi yang satu dengan yang lain ada perbedaan bentuk dan cara. Dan dari hasil Isra Mi'raj itulah, sholat dalam 5 waktu diwajibkan atas kita.

Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, telah diperintahkan untuk melakukan shalat. "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:"Bersihkanlah rumah-ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku', dan yang sujud". (QS. 2:125) Nabi Ibrahim AS berdoa, supaya Allah SWT menjadikan anak-anak keturunan Ibrahim AS sebagai orang yang selalu melakukan shalat, "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankan do'aku. (QS. 14:40).

Pada kisah lain, tentang Nabi Zakariya AS, disebutkan ;"Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya):"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh". (QS. 3:39). Kepada Nabi Musa AS, Allah SWT berfirman "Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya:"Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman". (QS. 10:87) Pada zaman Bani Israel pun, Allah SWT telah memerintahkan Bani Israel untuk melakukan shalat. Lihat, misalnya, Al-Baqarah ayat 83, "Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):"Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling". (QS. 2:83). Tentang Bani Israel lagi "Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka orang pemimpin dan Allah berfirman :"Sesungguhnya Aku beserta kamu, seseungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menunaikan zakat seta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjamkan yang baik sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir diantaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus" (QS. 5:12)

Dari berbagai ayat di atas, perlu kita ketahui bahwa ibadah shalat memang sudah ada sejak dulu. Hanya, tata caranya saja yang [mungkin] berbeda. Suatu hari, dalam kisah masuk Islamnya sayyidina Ali RA, Ali melihat Nabi SAW shalat bersama Sayyidah Khadijah RA. Saat itu pertama kali Ali RA tahu adanya agama baru, Islam. Masih banyak kisah-kisah yang menampakkan Nabi SAW melakukan shalat sebelum Isra' dan Mi'raj.

Berikut diterangkan asal-usul bagaimana setiap sholat mulai dikerjakan.
Subuh:
Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. yaitu ketika baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila fajar subuh telah keluar, Nabi Adam a.s. pun bersembahyang dua rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur karena baginda terlepas dari kegelapan malam.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena siang telah menjelma.

Zohor:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s. yaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s.. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
Rakaat pertama: Tanda bersyukur bagi penebusan.
Rakaat kedua: Tanda bersyukur karena dibukakan dukacitanya dan juga anaknya.
Rakaat ketiga: Tanda bersyukur dan memohon akan keridhaan Allah SWT.
Rakaat keempat: Tanda bersyukur karena korbannya digantikan dengan tebusan kibas.

Ashar:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s. tatkala baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan iaitu:
Rakaat pertama: Kelam dengan kesalahan.
Rakaat kedua: Kelam dengan air laut.
Rakaat ketiga: Kelam dengan malam.
Rakaat keempat: Kelam dengan perut ikan Nun.

Maghrib:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s. yaitu ketika beliau dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu bersembahyang tiga rakaat karena diselamatkan dari kejahilan tersebut yaitu:
Rakaat pertama: Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
Rakaat kedua: Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke atas ibunya Siti Mariam yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
Rakaat ketiga: Untuk meyakinkan kaumnya bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.

Isya:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Isya ialah Nabi Musa a.s.. Pada ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.
Rakaat pertama: Tanda dukacita terhadap isterinya.
Rakaat kedua: Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
Rakaat ketiga: Tanda dukacita terhadap Firaun.
Rakaat keempat: Tanda dukacita terhadap anak Firaun

Pada Isra' Mi'raj, Allah memberikan perintah sholat wajib. Dan sholat Subuh adalah sholat yang pertama kali diperintahkan. Karena peristiwa Isra' Mi'raj sendiri terjadi pada saat malam hari. Subuhnya Rasulullah sudah tiba kembali di tempat semula. Mungkin ini juga hikmah bagi kita semua, karena sholat Subuh adalah sholat yang sulit untuk dilaksanakan, di mana pada saat itu banyak manusia yang masih terlelap dalam tidurnya. Sebelum diperintahkannya sholat wajib 5 waktu ini, Rasulullah melaksanakan sholat sebagaimana Nabi Ibrahim.






0 komentar:

Posting Komentar