Salah
satu produksi rumah tangga yang terkenal dari dusun Tamanan adalah
pembuatan tahu. Tahu merupakan salah satu makanan tradisional yang
terbuat dari kedelai dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
Tahu bisa di olah menjadi berbagai macam bentuk olahan seperti tahu
goreng, keripik tahu, perkedel tahu, aeka camilan dari tahu, dan
berbagai macam sayur tahu. Tahu juga memiliki aneka bentuk yang
berbeda-beda, ada yang berbentuk kotak besar, kotak kecil, dan bulat.
Berikut ini adalah tahapan pembuatan tahu yang terdapat di dusun
Tamanan:
Proses pembuatan tahu:
· Perendaman
Pada
tahapan perendaman ini, kedelai direndam dalam sebuah bak perendam yang
dibuat dari semen. Langkah pertama adalah memasukan kedelai ke dalam
karung plastik kemudian diikat dan direndam selama kurang lebih 3 ja m
(untuk 1 karung berisi 15 kg biji kedelai). Jumlah air yang dibutuhkan
tergantung dari jumlah kedelai, intinya kedelai harus terendam semua.
Tujuan dari tahapan perendaman ini adalah untuk mempermudah proses
penggilingan sehingga dihasilkan bubur kedelai yang kental. Selain itu,
perendaman juga dapat membantu mengurangi jumlah zat antigizi
(Antitripsin) yang ada pada kedelai. Zat antigizi yang ada dalam kedelai
ini dapat mengurangi daya cerna protein pada produk tahu sehingga perlu
diturunkan kadarnya.
· Pencucian kedelai
Proses
pencucian merupakan proses lanjutan setelah perendaman. Sebelum
dilakukan proses pencucian, kedelai yang di dalam karung dikeluarkan
dari bak pencucian, dibuka, dan dimasukan ke dalam ember-ember plastik
untuk kemudian dicuci dengan air mengalir. Tujuan dari tahapan pencucian
ini adalah membersihkan biji-biji kedelai dari kotoran-kotoran supaya
tidak mengganggu proses penggilingan dan agar kotoran-kotoran tidak
tercampur ke dalam adonan tahu. Setelah selesai proses pencucian,
kedelai ditiriskan dalam saringan bambu berukuran besar.
· Penggilingan
Proses
penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling biji kedelai
dengan tenaga penggerak dari motor lisrik. Tujuan penggilingan yaitu
untuk memperoleh bubur kedelai yang kemudian dimasak sampai mendidih.
Saat proses penggilingan sebaiknya dialiri air untuk didapatkan
kekentalan bubur yang diinginkan.
· Perebusan/Pemasakan
Proses
perebusan ini dilakukan di sebuah bak berbentuk bundar yang dibuat dari
semen yang di bagian bawahnya terdapat pemanas uap. Uap panas berasal
dari ketel uap yang ada di bagian belakang lokasi proses pembuatan tahu
yang dialirkan melalui pipa besi. Bahan bakar yang digunakan sebagai
sumber panas adalah kayu bakar yang diperoleh dari sisa-sisa pembangunan
rumah. Tujuan perebusan adalah untuk mendenaturasi protein dari kedelai
sehingga protein mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir
perebusan ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung panas dan
mengentalnya larutan/bubur kedelai. Kapasitas bak perebusan adalah
sekitar 7.5 kg kedelai.
· Penyaringan
Setelah
bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan
dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini
adalah memisahkan antara ampas atau limbah padat dari bubur kedelai
dengan filtrat yang diinginkan. Pada proses penyaringan ini bubur
kedelai yang telah mendidih dan sedikit mengental, selanjutnya dialirkan
melalui kran yang ada di bagian bawah bak pemanas. Bubur tersebut
dialirkan melewati kain saring yang ada diatas bak penampung.
Setelah
seluruh bubur yang ada di bak pemanas habis lalu dimulai proses
penyaringan. Saat penyaringan dilakukan penambahan air secara
terus-menerus dengan cara menuangkan pada bagian tepi saringan agar
tidak ada padatan yang tersisa di saringan. Penuangan air diakhiri
ketika filtrat yang dihasilkan sudah mencukupi. Kemudian saringan yang
berisi ampas diperas sampai benar-benar kering. Ampas hasil penyaringan
disebut ampas yang kering, ampas tersebut dipindahkan ke dalam karung.
Ampas tersebut dimanfaatkan untuk makanan ternak ataupun dijual untuk
bahan dasar pembuatan tempe gembus/bongkrek.
· Pengendapan dan Penambahan Asam Cuka
Dari
proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian
akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan
asam cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah
mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan
antara whey dengan gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas (whey)
dan lapisan bawah (filtrat/endapan tahu). Endapan tersebut terjadi
karena adanya koagulasi protein yang disebabkan adanya reaksi antara
protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang merupakan bahan
utama yang akan dicetak menjadi tahu. Lapisan atas (whey) yang berupa limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi Nata De Soya.
· Pencetakan dan Pengepresan
Proses
pencetakan dan pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu.
Cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 70x70cm yang
diberi lubang berukuran kecil di sekelilingnya. Lubang tersebut
bertujuan untuk memudahkan air keluar saat proses pengepresan. Sebelum
proses pencetakan yang harus dilakukan adalah memasang kain saring tipis
di permukaan cetakan. Setelah itu, endapan yang telah dihasilkan pada
tahap sebelumnya dipindahkan dengan menggunakan alat semacam wajan
secara pelan-pelan. Selanjutnya kain saring ditutup rapat dan kemudian
diletakkan kayu yang berukuran hampir sama dengan cetakan di bagian
atasnya. Setelah itu, bagian atas cetakan diberi beban untuk membantu
mempercepat proses pengepresan tahu. Waktu untuk proses pengepresan ini
tidak ditentukan secara tepat, pemilik mitra hanya memperkirakan dan
membuka kain saring pada waktu tertentu. Pemilik mempunyai parameter
bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan apabila tahu tersebut sudah
cukup keras dan tidak hancur bila digoyang.
· Pemotongan tahu
Setelah
proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari
cetakan dengan cara membalik cetakan dan kemudian membuka kain saring
yang melapisi tahu. Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam bak yang
berisi air agar tahu tidak hancur. Sebelum siap dipasarkan tahu terlebih
dahulu dipotong sesuai ukuran. Pemotongan dilakukan di dalam air dan
dilakukan secara cepat agar tahu tidak hancur.
Produksi
tahu ini merupakan mata pencaharian utama bagi beberapa warga dusun
Tamanan. Warga disini dapat menghabiskan dua kwintal kedelai untuk
produksi tahu setiap harinya. Proses pembuatan tahu ini dapat menjadi
salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke dusun Tamanan.
Wisatawan yang berkunjung ke industri pembuatan tahu ini dapat membawa
pulang tahu sebagai oleh-oleh.
0 komentar:
Posting Komentar