Bandung (Dikdas): Data Pokok Pendidikan telah meninggalkan masa pembuktian konsep. Kini ia memasuki masa optimalisasi pemanfaatan. Melalui aplikasi yang tengah dikembangkan, Dapodik memberi kemudahan bagi pemangku kebijakan dan pengambil keputusan melalui penyediaan data yang akurat.
“Kalau semua bisa memanfaatkan, sistem ini akan sustainable dan secara sistemik menjadi lebih baik dengan sendirinya karena semua kepentingan sudah diakomodir di dalam Dapodik,” ucap Suhadi Lili, tenaga ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 13 Mei 2014.
Untuk mempercepat pemanfaatan Dapodik, Kemdikbud sedang menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai proyek percontohan. Data individual tiga entitas pendidikan yaitu siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, dan satuan pendidikan dialirkan ke server Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Jika sukses, penyaluran data akan dilakukan dengan provinsi lain dan dilanjutkan dari provinsi ke kabupaten/kota.
“Pemanfaatan di daerah banyak. Bisa untuk keperluan pengawasan sekolah, penerimaan peserta didik baru, perencanaan pendidikan, core planning, dan manajemen keseharian,” jelas Suhadi.
Pemanfaatan Dapodik melalui pengembangan aplikasi dilakukan tim pengembang di provinsi. Aplikasi yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
“Yang bisa kita lakukan adalah training dan pendampingan bagi pengembang aplikasi di daerah supaya bisa memanfaatkan Dapodik secara maksimal,” ucap Suhadi.
Supaya bisa memanfaatkan Dapodik, ada beberapa hal yang perlu dipenuhi. Pertama, mempunyai server yang kapasitasnya mampu menampung data selama lima tahun ke depan. Kedua, koneksi internet yang cukup reliabel. Ketiga, punya sumber daya manusia yang bisa mengolah Dapodik.*
0 komentar:
Posting Komentar