Senin, 13 Oktober 2014

Kebutuhan Singkong di Bondowoso Terus Meningkat

Kebutuhan Singkong di Bondowoso Terus Meningkat

BONDOWOSO, InfoBondowoso.net - Kebutuhan ketela pohon atau singkong sebagai bahan baku tape terus mengalami peningkatan. Bahkan ketersediaan singkong saat ini tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan produksi tape di Bondowoso.

Rahmatullah, 33, salah seorang pengusaha di sentra pembuatan tape di desa Sumber Tengah, Binakal menjelaskan, permintaan tape saat ini tidak hanya datang dari Bondowoso saja, bahkan pihaknya juga harus mengirim ke luar kota. Rata-rata dia mengirim hingga sekitar 40 hektar per dua hari.

Dengan kondisi itulah, maka kebutuhan akan singkong cukup besar. Namun bahan baku utama tape itu tak selalu tersedia. Bahan ketika permintaan tape sedang meningkat, seringkali pihaknya kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan baku. Tak heran dia selalu berusaha menimbun.

Semakin besarnya kebutuhan singkong itu dibenarkan oleh Suprapto, ketua Himpunan Keluarga Tani Indonesia (HKTI) Bondowoso. Menurutnya, saat ini singkong tidak hanya dibutuhkan untuk industri tape. Tetapi juga untuk industri lain semisal pabrik tepung maupun industri kripik termasuk juga gaplek.

Sayangnya, tingginya kebutuhan akan singkong tidak berbanding lurus dengan ketersediaan barang. Bahkan untuk kebutuhan sebagai bahan baku tape saja, banyak yang harus mendatangkan dari
Banyuwangi atau dari Sempolan, Jember. "Permintaan sekarang jauh lebih besar dari luas lahan singkong yang ada di Bondowoso," ujarnya.

Kondisi tersebut disebabkan banyaknya lahan singkong, khususnya untuk ladang yang beralih fungsi menjadi lahan untuk komoditas lain seperti sengon atau tebu, semakin lama lahan singkong berkurang.

Karena itulah, pertanian singkong sebenarnya masih sangat prospek. Untuk harga saat ini menurutnya berkisar Rp 175 ribu sampai 180 ribu per kuintal. Sementara hasil produksi bisa lebih dari 20 ton per hektar. Bahkan ketika diproduksi menjadi gaplek bisa mencapai Rp 2.200 per kilogram.

Keuntungannya petani masih bisa melakukan tumpangsari di lahan singkong. Artinya pertanian singkong ini masih sangat prospek untuk alternatif pertanian di lahan kering," pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar