Sabtu, 11 Oktober 2014

MEMAHAMI BEBERAPA SISI TAMPILAN AD-DAJJAL

MEMAHAMI BEBERAPA SISI TAMPILAN AD-DAJJAL

Nabi Muhammad saw berdiri dan berkata pada umatnya, setelah memuji Allah yang Maha Agung dan Maha Terpuji, beliau bersabda mengenai Dajjal, ‘Aku memperingatkan kalian dari dia, tak seorang nabi pun yang tidak memperingatkan umatnya dari dia – bahkan Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya dari dia. Tapi aku akan mengabarkan sesuatu yang belum pernah disampaikan oleh Nabi mana pun sebelum aku: Hendaklah kalian tahu bahwa Dajjal itu bermata satu, dan Allah tidak bermata satu.” (diriwayatkan oleh Muslim)

Dajjal memiliki tiga sisi. Dajjal sebagai oknum. Dajjal sebagai gejala sosial budaya global. Dajjal sebagai kekuatan gaib.

Jelaslah bahwa sebelum si Dajjal sendiri muncul, harus tersedia sistem yang mapan beserta para pengurusnya, yang siap mendukung dan menaati Dajjal. Keberadaan sistem dan para pengurusnya itu, merupakan bukti dari Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan gaib. Dilihat dari semua pertanda yang nampak dewasa ini, kedua sisi Dajjal tersebut – yang akan dijelmakan oleh si Dajjal sendiri – sudah sangat kentara, ini berarti kemunculan Dajjal sudah sangat dekat.

Ad-Dajjal disebut-sebut di dekat Rasulullah صلى الله عليه و سلم lalu beliau bersabda: “Sungguh fitnah sebagian dari kalian lebih aku takutkan dari fitnahnya Ad-Dajjal dan tidak ada seorangpun dapat selamat dari fitnah-fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula dari (fitnah Dajjal) sesudahnya, dan tidak ada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk fitnah Ad-Dajjal.” (HR Ahmad – 22215) Shahih

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dan di antara kedua matanya termaktub tulisan ‘kafir’,” (HR Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal Jilid 13 hal 91).

Kemudian Rasulullah mengejanya: “kaf -fa- ra- yang dapat dibaca oleh setiap Muslim,” (HR Muslim Jilid 18: 59].

KFR adalah huruf-huruf akar dari kata bahasa Arab: kufr atau kafir. Kufr artinya menutupi dan mengingkari. Kafir adalah seseorang yang menutupi hakikat kehidupan – bahwa tiada tuhan selain Allah – dan yang ingkar kepada para nabi yang diutus Allah untuk memberi teladan pada manusia tentang bagaimana cara hidup yang selaras dengan diri sendiri dan selaras dengan perkara di luar dirinya, serta bagaimana cara mengenal dan mengabdi kepada Allah.

Sistem kafir dan kafirun ( nilai Jahiliyah ) yang menguasai dan meyakini sistem itu, tidak lain adalah perwujudan Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan gaib. Sedangkan si Dajjal sendiri akan menjadi puncak penjelmaan dari sistem kafir, gembongnya kafir, maka tak pelak ketika muncul dia akan dinobatkan sebagai pemimpin sistem kafir oleh para kafirun yang menjalankannya. Nabi Muhammad saw bersabda bahwa kufr adalah sebuah sistem. Sistem kafir adalah Dajjal. Maka nyatalah bahwa ketiga sisi Dajjal itu berkaitan dan bersenyawa. Dajjal.

Sisi ghaib, Ad-Dajjal kelak akan menampilkan berbagai atraksi supra-natural yang menyihir banyak manusia sehingga menjadi yakin bahwa Dajjal memang benar-benar Rabb tandingan Allah سبحانه و تعالى . Selanjutnya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda:

وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَقُولَ لِأَعْرَابِيٍّ أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَبُّكَ فَيَقُولُ نَعَمْ فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِي صُورَةِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَقُولَانِ يَا بُنَيَّ اتَّبِعْهُ فَإِنَّهُ رَبُّكَ

“Dan di antara fitnah (Ad-Dajjal) juga adalah, ia akan berkata kepada seorang Arab, ‘Pikirkanlah olehmu, sekiranya aku dapat membangkitkan ayah dan ibumu yang telah mati, apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah Rabb-mu? ‘ Laki-laki Arab tersebut menjawab, ‘Iya.’ Kemudian muncullah setan yang menjelma di hadapannya dalam bentuk ayah dan ibunya, maka keduanya berkata, ‘Wahai anakku, ikutilah ia (Ad-Dajjal), sesungguhnya dia adalah Rabb-mu.’ (HR Ibnu Majah – 4067)Shahih

Bukan hanya itu keluarbiasaan atau sihir Ad-Dajjal. Ia bahkan diizinkan menyembuhkan berbagai penyakit yang diidap manusia. Di antaranya menyembuhkan penyakit buta serta orang berkulit belang.

وَإِنَّهُ يُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَيُحْيِي الْمَوْتَى وَيَقُولُ لِلنَّاسِ أَنَا رَبُّكُمْ

Nabiyullah صلى الله عليه و سلم bersabda: “Sesungguhnya Ia (Ad-Dajjal) dapat menyembuhkan orang buta, orang berkulit belang, menghidupkan orang mati.” (HR Ahmad – 19292)

Semua hal di atas jelas berpotensi menyebabkan manusia menjadi takjub dan mudah mempercayai bahwa Ad-Dajjal adalah Rabb selain Alah سبحانه و تعالى . Apalagi mereka yang merasakan manfaat perbuatan Ad-Dajjal. Orang yang tadinya buta kemudian menjadi dapat melihat tentunya akan sangat berterimakasih kepada Ad-Dajjal. Orang yang tadinya berpenyakit kulit belang kemudian menjadi sembuh tentu akan sangat berterimakasih kepada Dajjal.

Rasulullah saw pernah bersabda bahwa nanti sebagian Muslim akan mengikuti cara hidup para pendahulunya – yaitu Kristen dan Yahudi – secepat kadal kabur ke liangnya, namun beliau juga bersabda bahwa tidak semua umatnya akan tersesat.

Sistem Dajjal sangat bertolak-belakang dengan jalan hidup Kenabian; yaitu jalan hidup yang tidak saja diwujudkan oleh Nabi Musa as, Nabi ‘Isa as, dan Nabi Muhammad saw, bahkan diwujudkan pula oleh seluruh Nabi sejak Nabi Adam as hingga ke seratus dua puluh empat ribu Nabi lainnya, semoga Allah memberkati dan menyejahterakan mereka semua.

Apabila kita kaji sisi Dajjal sebagai gejala sosial -budaya global, kita akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat, alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.

Dalam seratus tahun yang terakhir, telah terjadi perubahan-perubahan yang sangat luar biasa di rauka bumi. Pengelompokan sosial yang biasa berlaku di seluruh dunia, yaitu masyarakat berpola pedesaan, yang terbentuk dari keluarga-keluarga yang saling mengenal dan saling membantu – baik di antara warganya maupun antar pedesaan – kini dengan pesatnya telah terkikis dan kehilangan sifatnya. Kini, di kota-kota besar, setiap insan semakin terkucil dari jati dirinya, dari manusia di sekitarnya, dan dari pengenalan kepada Allah -mereka sekedar menjadi sebuah roda gigi yang sibuk dalam proses produsen-konsumen, yang apabila tidak sedang bekerja atau tidur, mereka hampir selalu terjebak dalam pencapaian fatamorgana pemuasan diri yang kekanak-kanakan dan tak ada habisnya, ini mcnjamin bahwa manusia tidak akan punya banyak waktu untuk merenung dan bercermin tentang dari mana dan akan kemana dia, juga tak ada waktu untuk mencoba membebaskan diri dari jeratan rutinitas kehidupan yang membelitnya. Dengan memuncaknya ketergantungan orang pada duniawi dan materialis yang sangat masif, maka akan mudah dajjal menawarkan syurga dirinya dan mengajak orang memenuhi panggilannya.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Masihid Dajjal.” (HR. Muslim 924)

0 komentar:

Posting Komentar