Minggu, 26 Juli 2015

Manisnya Ekspor Kopi Arabika asal Bondowoso

Manisnya Ekspor Kopi Arabika asal Bondowoso
Kopi, khususnya jenis arabika kini menjadi salah satu komoditas andalan Bondowoso. Ekspor ke berbagai negara eropa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Tak hanya oleh eksporter besar, produk kopi dari home industri bahkan juga berhasil menembus pasar luar negeri.

Salah satu yang home industri tersebut adalah milik Yusriyadi di Sukosari. Dengan mengangkat brand Java Raung, produk Arabika miliknya yang terdiri dari green bean (biji kopi) maupun kopi bubuk sudah berhasil menembus pasar ekspor.

"Untuk pasar luar negeri, produk kami sudah tembus ke Taiwan dan Malaysia," ujar pria yang juga aktivis di komunitas Bondowoso Hills of Java ini. Selain ke pasar luar negeri, pihaknya juga memenuhi kebutuhan pasar nasional. Misalnya untuk coffee shop.

Memulai home industri pengolahan kopi mulai dilakukan sejak 2008. Selain menampung hasil kopi rakyat di Desa Sukorejo, Sumber Wringin, dia juga mengolah hasil kopi dari kebunnya sendiri.

Mulanya, kopi Arabika dari pekebun kopi di Sumber Wringin mayoritas diolah dengan cara konvensional. Produk mereka lebih banyak untuk kebutuhan pasar komersial secara luas. Tak pelak, harga yang dipatok oleh pembeli tidak begitu mahal. Selain itu, tingkat fluktuasi harganya juga sangat tajam.

Melihat fenomena itu, dia kemudian mencoba untuk menerapkan konsep specialty. Konsep ini menyasar kebutuhan kopi premium. Sentuhan tekhnologi pengolahan mulai diterapkan. Sehingga mutu kopi yang mulanya asal-asalan kemudian diperbaiki. Hal itu ternyata sangat menguntungkan. Mengingat harga kopi specialty relatif lebih stabil. Namun itu bukan kendala. Mengingat permintaan terbesar dari pasar kopi dunia adalah Arabika. "Karena untuk di tingkat dunia, konsumsi terbesar memang jenis arabika," ungkapnya.

Pria yang juga ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APKI) DPD Bondowoso ini menambahkan, pengembangan kopi Arabika di kawasan Sumber Wringin dan sekitarnya memang sangat potensial. Selain memiliki ketinggian di atas 1000 mdpl, pengembangan Arabika di kawasan Sumber Wringin sudah dilakukan sejak puluhan tahun silam.

Ketersediaan kopi di tingkat pekebun semakin meningkat beberapa tahun terakhir ini. Hal itu setelah pemerintah daerah mendirikan kluster kopi hasil kerjasama dengan beberapa pihak. Pada tahun ini saja, brand Java Raung milik Yusriyadi berhasil menjual sediktinya 50 ton kopi Arabika. "Sementara pengiriman yang melalui eksporter sekitar 800 ton," unkapnya. Eksporter besar kini memenuhi permintaan dari buyer di Eropa, seperti Swiss.

Setelah adanya kluster kopi tersebut, kini pengembangan Arabika di kawasan Sumber Wringin semakin bagus. Apalagi kini juga sudah indikasi geografis dengan nama Java Coffee Ijen Raung. Produk Java Coffee Ijen Raung juga mulai memiliki tempat di pasar kopi internasinal, bersaing dengan jenis lain seperti Gayo, Kintamani, Wamena hingga Toraja. Jenis-jenis Arabika itu dikenal memiliki citarasa khas dibanding dengan produk dari negara lain.

Menurut Yusriyadi, prospek Arabika ke depan semakin cemerlang. Apalagi di tingkat petani, saat ini mutu produknya sudah semakin bagus. Tinggal bagaimana proses pengolahan yang harus lebih diperhatikan. "Bahan baku yang bagus tentu juga harus didukung tekhnologi pengolahan. Jika itu dilakukan, maka hasil seduhan sudah pasti bagus," jelasnya.

Seperti diketahui, Bondowoso telah berhasil mengekspor kopi ke mancanegara dalam beberapa tahun terakhir ini. Tingginya harga ekspor kopi tersebut membuat petani kopi di Bondowoso menikmati hasil yang menggembirakan.

Matsakur, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Dishutbun) Bondowoso menjelaskan, tahun 2014 produksi kopi asal Bondowoso mengalami peningkatan. Kenaikan produksi itu terjadi pada jenis Arabika maupun Robusta.

"Dibanding tahun 2013, tahun ini produksi kopi di Bondowoso, baik jenis Arabika maupun robusta mengalami peningkatan yang cukup siginifikan," ujarnya. Keberhasilan tersebut menurutnya juga didorong atas kerjasama yang baik antara dishutbun dengan APKI dengan pemerintah.

Sumber : INFO BONDOWOSO

2 komentar:

  1. urusan kopi pokonya saya gak bakal ketinggalan kang xixiii...
    masih ada kopinya kang ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jng ngaku tukang ngopi klo masih belum punya hutang sama warung depan Kang, kwkwkwkwkwkwkw

      Hapus