Minggu, 02 Februari 2014

Bantuan Makanan Kaleng Kadaluwarsa ke Korban Bencana di Banyuwangi Disesalkan

Banyuwangi - Penyaluran bantuan makanan kaleng ke korban bencana puting beliung di Banyuwangi, disesalkan berbagai pihak. Sebab, bantuan makanan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) itu diduga sudah kadaluwarsa.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, yang menjadi korban bencana puting beliung mengalami pusing dan diare pascamengkonsumsi makanan kaleng tersebut.

Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi serta relawan bencana menyesalkan kecerobohan penyaluran bantuan makanan kadaluwarsa.

Menurut Kepala Disperindagtam Banyuwangi, Hari Cahyo Purnomo, sesuai UU No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, makanan dalam kemasan yang telah kadaluwarsa atau yang mengalami rusak kemasan (pesok) sudah harus ditarik dari pasaran. Menanggapi pemberian bantuan makanan kadaluwarsa kepada korban bencana Banyuwangi, Hari memberi 2 kemungkinan jawaban yang masih perlu ditindak lanjuti. Pasalnya, di bawah kemasan kaleng makanan bantuan tersebut tercatat masa kadaluwarsa jatuh pada Januari 2014.

"Karena ini hari H sama dengan Nol (0), ada 2 hal. Yang pertama dimungkinkan expired atau barangnya rusak, perlu dibawa ke laboratorium. Tapi kalau makanan udah kadaluarsa ya berarti gak boleh dikonsumsi," ungkap Hari pada detikcom, Minggu (2/2/2014).

Menanggapi hal yang sama, Kepala Dinkes Banyuwangi, dr Widji Lestariono atau yang akrab disapa dr Rio menuturkan, kejadian ini dipastikan akan merugikan kesehatan masyarakat, terlebih lagi sudah dilaporkan ada beberapa korban yang diduga keracunan oleh makanan bantuan siap saji dan tambah gizi tersebut. Pihaknya juga akan lakukan penelusuran epidemiologi dan meminta kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi makanan bantuan yang dikemas dalam kaleng tersebut.

"Kita segera tindak epidemiologi. Penelusuran dari siapa korbannya, makan apa, nanti diteliti dan makanan siap saji nya kalau perlu kita bawa ke laborat apakah itu sudah kadaluwarsa atau belum," ujar dr Rio.
Sedangkan dari pihak relawan yang ada di lokasi bencana, Ketua Forum Peduli Bencana cabang Banyuwangi, Zainal Aris menambahkan, tindakan preventif jauh lebih baik daripada kuratif. Sebab sesuatu hal yang berkaitan dengan kebutuhan pokok sebaiknya tidak menggunakan teori asumsi, terlebih teori tersebut diterapkan kepada korban bencana.

"Sungguh agak aneh, jangan sampai sudah menjadi korban bencana alam mereka masih jadi korban siap saji. Karena ini dapat menjadi kemasan isu yang bermacam macam," tandasnya.

Namun, pernyataan berbeda disampaikan Kepala BPBD Banyuwangi Kusyadi. menurutnya, pihaknya sudah mengetahui makanan yang masa kadaluwarsa Januari 2014 tersebut. Namun, Kusyadi meyakinkan makanan tersebut masih layak dan aman untuk dikonsumsi.

"Itu kan (kadaluwarsa) Januari 2014 jadi masih bisa dipakai dua bulan kedepan, nggak apa-apa masih bisa dimakan," jelasnya pada detikcom di Dusun Sidorejo Wetan, Kecamatan Gambiran, Sabtu (1/2/2014) kemarin.

Dari kejadian itu, sedikitnya 6 orang ibu mengadukan keluhan dugaan keracunan pada putranya. Salah satunya seperti yang dialami Ponirah (38). Perempuan paruh baya ini mengaku, meski makanan bantuan telah diterima sejak Kamis (30/1/2014) dia dan putranya Alvin (10) mulai mengkonsumsi makanan tambah gizi berupa bubur kacang hijau dan biskuit marie susu itu mulai Jumat malam hingga pagi ini Sabtu (1/2/2014). Setelah makan makanan tersebut, Ponirah merasakan sakit perut dan merasa mual. Sedangkan Alvin, mengalami mual dan diare.

"Makannya semalam sama pagi tadi. Terus habis makan itu (makanan bantuan) perut sakit. Anak saya muntah-muntah terus mencret," ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar